Tiga Kecamatan di Magetan Jadi Titik Rawan, Selama Pandemi Covid-19, Penularan HIV/AIDS Terus Terjadi

MAGETAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Magetan saat ini memberi perhatian serius pada tiga kecamatan yang menjadi peta kerawanan penyebaran penyakit. Bukan karena Covid-19, melainkan karena angka penularan AIDS/HIV di tiga kecamatan tersebut tetap tertinggi meski ada trend penurunan selama masa pandemi.

Selama pandemi Covid-19, penularan HIV (human immunodeficiency virus) seperti terabaikan, namun warga yang terjangkiti virus yang belum ditemukan obatnya ini menunjukan angka penurunanan.

Dari data Dinkes, ada 92 pasien AIDS/HIV pada tahun 2019, namun pada 2022 hanya terdata sebanyak 62 orang baru terinfeksi HIV.

Dan dalam pemetaan AID/HIV itu, dinkes memantau ketat wilayah Kecamatan Panekan, Kecamatan Kota dan Kecamatan Maospati.

Seperti di Kecamatan Kota Magetan yang sebelumnya hampir nihil warga yang terinfeksi HIV, sekarang malah menduduki peringkat dua terbanyak dari 18 kecamatan di Kabupaten Magetan.

Sementara Kecamatan Maospati yang pada tahun 2018 menempati peringkat pertama dalam jumlah penderita HIV/AIDS, sekarang turun ke peringkat tiga, setelah Kecamatan Kota Magetan.

Penderita terbanyak pertama kini justru adalah Kecamatan Panekan yang sebelumnya pada 2018 lalu berada di peringkat kedua. Sedangkan Kecamatan Takeran yang sebelumnya memiliki warga terjangkit HIV/AIDs terbanyak ketiga, sekarang nihil.

 “Bukan wilayah lain tidak kami pantau. Kegiatan skrinning terhadap orang orang yang diduga menderita HIV di tahun 2021, sudah menurun, dan kami menemukan ada 69 kasus baru HIV. Dengan rincian laki laki ada lebih dari 30 orang. Lebih banyak laki laki dari perempuan,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Magetan, dr Rahmat Hidayat.

Diakui Rahmat, dalam kegiatan skrinning ditemukan 10 ibu hamil yang terinfeksi HIV. Karena dalam kegiatan skrinning kesehatan masyarakat di 18 kecamatan, yang pertama kali disasar adalah pemeriksaan virus HIV pada ibu hamil.

“Jadi seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilan atau ANC (Antenatal Care/pemeriksaan kehamilan) di Puskesmas. Kami periksa HIV-nya. ANC terpadu, di samping HIV, hepatitis B, infeksi menular lainnya. Semua kami periksa itu,”ungkap Rahmat.

Selain ibu hamil, lanjut Rahmat, sasaran berikutnya adalah penderita TBC (Tuberkulosis), dan penderita HIV sendiri.

“Kemudian warga yang secara klinis menunjukan adanya tanda tanda gejala AIDS, misalnya, ada keluhan diare yang tidak sembuh sembuh atau diare berulang, juga kami periksa HIV nya. Termasuk calon pengantin, juga kami fokuskan pemeriksaan HIV,” tambahnya.

Selain pemeriksaan rutin di Puskesmas, lanjut Rahmat, Dinkes Kabupaten Magetan juga melakukan pemeriksaan di tempat-tempat hiburan malam, warung remang, dan kafe-kafe yang saat ini menjamur di wilayah Kabupaten Magetan.

“Apalagi tempat tempat yang kami curigai ada kegiatan seks komersial, pasti tidak lepas dari kegiatan kita (Dinkes) pemeriksaan HIV/AIDs,” tandas dr Rahmad Hidayat.(Diskominfo/kontrib:dy/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *