Tergerus Modernisasi Zaman, Perajin Gamelan Magetan Masih Bertahan

Desa Kauman dan Desa Patihan Kecamatan Karangrejo, dikenal sebagai sentra industri produksi gamelan di Kabupaten Magetan. Namun jumlah perajin alat musik tradisional tersebut saat ini terus berkurang.

Dari sebelumnya, ada kurang lebih 20 perajin, kini hanya ada lima orang perajin yang masih bertahan untuk tetap eksis di tengah gempuran arus Modernisasi.

Salah satu perajin yang masih tetap bertahan adalah Wahyu. Ia memproduksi gamelan secara turun temurun. Menurut Wahyu, saat ini, industri gamelan di kauman dan patihan, mengalami pasang surut, diantaranya masalah produksi, pengadaan bahan baku, hingga pemasaran produk.

Saat ini, perajin hanya mampu menjual satu set gamelan perbulannya. Penjualan gamelan juga masih sebatas pesanan dari konsumen dan pengadaan lelang dari pemerintah. Pesanan gamelan banyak Kalimantan, Sumatera, Papua, Jogja bahkan sampai luar negeri seperti Malaysia.

Untuk harga bervariasi, satu set gamelan, yang terdiri dari kendang, gender, gambang, kempul, bonang, kenong, gong, saron, gemung dan peking dijual antara 50 juta hingga 300 juta rupiah tergantung bahan yang di inginkan oleh konsumen.

Wahyu juga berharap pandemi covid-19 segera berakhir sehingga pemasaran produk-produk gamelan kembali menggeliat. Dengan berakhirnya pandemi, para pekerja seni yang merupakan pengguna gamelan juga bisa menjalankan usahanya.(diskominfo/pb.ryz/dok.wan/fa2)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *