Sedekah Bumi Kedung Molang Bisa Jadi Ikon Wisata Desa

MAGETAN – Di Magetan, tiap desa atau kelurahan memiliki tradisi bersih desa atau sedekah bumi. Ini sebagai bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan. Sekaligus penghormatan pada alam semesta.

Hal tersebut pas dengan harapan Bupati Magetan Suprawoto yang di tahun 2022 akan memperbanyak event sebagai stimulus perekonomuan di era new normal pandemi Covid-19.

Salah satu radisi sedekah bumi dan bersih desa yang bisa menjadi ikon wisata adalah di Desa Bedagung dan Ngliliran Kecamatan Panekan ini unik. Tradisi tersebut digelar pada Selasa Kliwon, sekali setahun. Sebab, dipusatkan di sendang atau sumber Kedung Molang Bedagung dan Ngliliran, dua desa yang berbatasan.

“Kami terus mendorong kepada Pemerintahan Desa Bedagung dan Ngliliran untuk menjadikan acara sedekah bumi dan bersih desa ini sebagai agenda rutin. Sebab, tradisi ini sungguh luar biasa karena bisa jadi daya tarik wisata,” kata Camat Panekan Dicong Maleleh dalam suatu kesempatan.

Menurut dia, sumber Molang adalah aset wisata budaya. Termasuk, tradisi sedekah bumi dan bersih desanya dari kedua desa yang sarat akan makna. Ini menjadi kearifan lokal yang hebat.

“Seperti yang kira ketahui, tanah yang kita pijak setiap hari, tanah yang tanami dan semua yang kita lakukan maka kita perlu merawatnya. Salah satu tradisinya adalah dengan memberi sedekah pada bumi kita ini,” ujar Dicong.

Kegiatan bersih desa atau sedekah bumi ini juga merupakan sarana untuk merekatkan dan mempererat hubungan baik antara pemerintahan desa dan masyarakat. Juga untuk  menumbuhkan jiwa sosial dan gotong royong.

“Ini bukan suatu kegiatan saja namun diharapkan jadi budaya atau nguri-nguri peninggalan nenek moyang dan kearifan lokal yang harus dilestarikan,” tambah Camat Panekan.

Prosesi sedekah bumi diawali dengan Kirab Dawuhan oleh pemuka masyarakat Bedagung di kolam timur. Dan diikuti Kirab Dawuhan oleh pemuka masyarakat Ngiliran di kolam barat.

Pada kirab tersebut, terdapat prosesi tabur jimpitan beras yang mempunyai makna filosifis sebagai rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa. Serta kerelaan hati warga untuk berbagi dari hasil panen yang diangkut dengan jodang.

Sekaligus kesediaan menjaga dan melestarikan lingkungan yang dianugerahkan dari-Nya. Rangkaian sedekah bumi ini dilakukan pula selamatan yang dipimpin Eyang Setu, tetua adat.

Sedekah bumi ini juga bertujuan selain pelestarian adat nenek moyang. Juga dimaknai sebagai upaya introspeksi diri, membersihkan diri dan lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga sumber Mata Air Molang.(Diskominfo/kontrib.rif/fa2/IKP1)

Kontributor : Rif (10 Desember 2021)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *