Yan Pieter, Kakek Asal Magetan Mengoleksi Piringan Hitam dan Tiga Gramofon

Magetan – Diam-diam, di Magetan ada kolektor piringan hitam. Namanya Yan Pieter Soplanit, warga Jl Kelud di lingkungan Kauman, Kec. Kota Magetan.

Rumahnya, jalan belakang Rutan Kelas II ke barat sedikit. Lalu, arah ke Ndak Utah di Jl Kelud. Sekitar 100 meter masuk gang ke kiri.

“Saya kenal piringan hitam dari bapak. Sejak kelas 4 SD di Jakarta. Saya juga pernah kerja di Remaco, perusahaan rekaman,” tutur dia.

Kakek asal Ambon yang menetap di Magetan sejak 1995 ini, mempunyai koleksi lebih dari 300 keping piringan hitam. Koleksi itu didapat dari teman, saudaranya di Belanda. Ada juga yang dibeli sendiri.

“Kalau Gramofon ada tiga stel. Dan semua piringan pernah saya stel. Anak muda harus tahu piringan hitam. Karena ini sejarah perjalanan musik sampai zaman digital,” kata Om Yan, panggilan dia.

Bapak dua anak yang saat ini berusia 72 tahun tersebut mengaku, mendengarkan piringan hitam berbeda dengan mendengarkan lagu dari aplikasi, macam YouTube atau Spotify. “Bagi saya beda. Lebih sreg dengerin lagu lewat piringan hitam,” akunya.

Om Yan menikmati lagu dari piringan hitam tersebut di kala senggang. Sambil ngopi untuk nglaras pikiran. “Santai sejenak,” aku kakek yang pernah bekerja di Nagoya Jepang.

Di rumahnya, ada lebih dari 300 piringan hitam. Mulai dari album Koes Plus, Diana Nasution, Elvis Presley, Eagles, Queen, dan Skeeter Davis ada di koleksinya. Juga ada koleksi bunga anggrek dan keladi. Plus ada ikan di kolam depan rumah.

Anda ingin mendengarkan piringan hitam yang distel lewat gramofon? Silakan datang di rumah Om Yan sambil santai dan nyruput kopi panas.(Diskominfo/kontrib:rif/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *