Wisata merupakan salah satu sektor potensial yang ada di Kabupaten Magetan. Melihat pentingnya wisata, diterbitkanlah Perda No. 8 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Magetan, dimana mewujudkan kepariwisata berbasis alam, budaya dan kerajinan yang terpadu, lestari, berdaya saing, unggul, kreatif dan berakhklak mulia untuk kesejahteraan masyarakat.
Untuk menggenjot wisata di Magetan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan bekerja sama dengan Desa Wisata Institute (DWI) Yogyakarta melakukan pendampingan kepada dua desa yang ada di Plaosan, yaitu desa Pacalan dan Ngancar. Eka Radityo, Kepala Bidang Pengelolaan Pariwisata Disparbud, mengatakan pendampingan dilakukan karena potensi yang luar biasa dari dua desa ini. “Desa Pacalan punya wisata olahraga paralayang,sumber air dan kuliner khas yaitu jerembak yang dapat diolah beranekaragam makanan. Kemudian, desa Ngancar yang memiliki situs Prasasti Watu Ombo, dan air terjun Pundak Kiwo serta sumber air panas.”, jelas Eka.
Destha Titi Raharjana selaku mentor DWI mengatakan selama tiga bulan pendampingan, masyarakat desa Pacalan dan Ngancar sangat semangat dan antusias dalam mengembangkan desa wisata di daerahnya. “Mengingat gaya wisata yang mulai berubah juga, perlu banyak sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menjadi desa wisata. Pertama fasilitas kamar tidur atau home stay. Dua, fasilitas sanitasi atau kamar mandi. Dan ketiga, sinyal untuk tetap eksis di media sosial.”, ujar Destha.
DWI telah melakukan pendampingan kepada masyarakat desa Pacalan dan Ngancar melalui berbagai kegiatan. Baik pembinaan pengelolaan media sosial maupun penginapan. Diharapkan dengan pembinaan ini dapat menggugah masyarakat desa bahwa mengembangkan desa wisata ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah. Namun, semua lapisan masyarakat desa juga harus bergotong royong dalam mewujudkan Pacalan dan Ngancar sebagai desa wisata.(Diskominfo / pub. toto & fik / dok. fik / fa2)
