Transformasi Nilai Dari Generasi Dulu, Tak Merubah Citra Rasa Jenang Candi

Transformasi Nilai Dari Generasi Dulu, Tak Merubah Citra Rasa Jenang Candi

Pernahkah anda mendengar dalam memasak ada istilah beda tangan, beda rasa? Nampaknya hal itu tidak berlaku pada resep jenang candi di Candirejo. Resep turun temurun Jenang Candi membuat rasa khas itu melekat pada setiap orang yang memakannya.

Transformasi tidak terjadi pada kelezatan dan rasa yang khas dari Jenang Candi, melainkan pada nilainya. Transformasi nilai atau usaha yang dilakukan dari generasi ke generasi bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan sesuai dengan jamannya.

“Enak rasanya. Banyak hajatan yang pesan di Jenang Candi ini.” Ungkap Suyanto, warga Plaosan.

“Enak saiki! Mbiyen rasane yo enak soale gulone gawe gulo kambil.” Komentar Pak Musam, warga Selosari.

“Rasanya masih sama. Memang seperti ini rasa Jenang Candi, khasnya seperti ini. Jenang candi rasanya lebih gurih, lebih awet untuk beberapa hari,lumer. Mantap!” Ucap Endang, warga Selosari

“Sama ini rasanya yang sekarang dengan yang dulu.” Kata Wiwin, warga KPR Asabri.

Citra rasa kelezatan dari jenang candi masih konsisten dijaga dari generasi ke generasi. Hal ini membuat masyarakat yang hadir dalam Festival Jenang Candi dapat bernostalgia dengan jajanan masa kecil tempo dulu. Masyarakat pun mengapresiasi rasa dari Jenang Candi.

Festival Jenang Candi menjadi wisata makanan sekaligus wisata seni bagi masyarakat Magetan

(Diskominfo:kontrib.fin/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *