Tawanganom Ekraf Festival 2025: Merajut Kreativitas, Mengukir Identitas Menuju Kemandirian Ekonomi Masyarakat

Halaman Kantor Kelurahan Tawanganom hari ini tampak semarak. Warna-warni stan UMKM berjejer rapi, berpadu dengan stan pajangan batik-batik se Kabupaten Magetan. Semua terpadu dalam satu wadah dalam kegiatan bertajuk “Tawanganom Ekraf Festival 2 Tahun 2025”, dengan tema “Merajut Kreativitas Mengukir Identitas”. Kamis (23/10).

Event tahunan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kelurahan Tawanganom berkolaborasi dengan Karang Taruna “Tawanganom Bersatu” sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat di tengah geliat ekonomi kreatif yang terus tumbuh. Tujuannya bukan semata meriahkan acara, melainkan menjadi ruang bagi pelaku usaha lokal untuk memperkenalkan produk unggulannya dan memperluas jejaring pemasaran.

“Melalui festival ini, kami ingin mengangkat potensi lokal, memperkuat identitas budaya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kreativitas adalah kunci kemandirian ekonomi,” ujar Lurah Tawanganom dalam sambutannya.

Lurah Tawanganom juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan karang taruna “Tawanganom Bersatu” atas terselenggaranya event ini.

Festival yang berlangsung mulai hari ini hingga 2 hari kedepan ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik, mulai dari bazar aneka produk UMKM, lomba-lomba, pentas seni hingga pameran batik se-Kabupaten Magetan yang menampilkan ragam motif khas daerah. Salah satu yang mencuri perhatian adalah launching Batik Lurik Nawangsari, hasil kreasi masyarakat Tawanganom yang menggabungkan unsur tradisi dan sentuhan modern.

Kemeriahan semakin terasa dengan penampilan tarian Soyong dari MIN 3 Magetan yang membuka acara dengan penuh semangat, diikuti oleh drama Srikandi dan pementasan drama dari SMP Muhammadiyah, Pondok Al Jahro yang menyelipkan pesan moral tentang semangat perempuan dan perjuangan generasi muda dalam membangun bangsa.

Tak hanya itu, acara ini juga melaunching batik lurik nawangsari serta diwarnai dengan penyerahan tali shinta oleh Bupati Magetan sebagai bentuk apresiasi terhadap para pelaku UMKM yang telah berkontribusi dalam memajukan ekonomi kelurahan.

“Tawanganom Ekraft Festival ini adalah bukti nyata bahwa potensi ekonomi kreatif di Magetan sangat besar. Saya berharap festival ini dapat menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk mempromosikan produk-produk unggulan mereka, serta meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas,” ujar Bupati Magetan dalam sambutannya.

Selain itu, Ibu Bupati juga memberikan selamat atas peluncuran Batik Lurik Nawangsari. Beliau berharap batik ini dapat menjadi ikon baru bagi Magetan dan semakin memperkenalkan kekayaan budaya daerah ke tingkat nasional maupun internasional.

“Batik Lurik Nawangsari ini adalah perpaduan antara tradisi dan inovasi. Saya yakin batik ini akan sangat diminati oleh masyarakat, baik sebagai pakaian sehari-hari maupun sebagai koleksi seni,” tambahnya.

Tawanganom Ekraf Festival bukan sekadar panggung hiburan, melainkan cermin dari gerakan sosial ekonomi yang bertumpu pada partisipasi warga. Kolaborasi antara pemerintah kelurahan, karang taruna, dan masyarakat menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih menjadi nafas utama pembangunan di tingkat lokal.

Melalui festival ini, wajah Tawanganom tampil sebagai simbol kreativitas yang membumi dan ekonomi yang berdaya, di mana setiap karya dari selembar batik menjadi potret kemandirian masyarakat yang sedang tumbuh.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Tawanganom Ekraf Festival 2 Tahun 2025 menegaskan bahwa kreativitas adalah aset yang tidak hanya memperkuat budaya, tetapi juga membuka jalan bagi kemandirian ekonomi lokal. Dari Tawanganom, semangat ini diharapkan menular ke seluruh penjuru Magetan sebagai bukti bahwa pemberdayaan bisa lahir dari panggung kecil yang dikelola dengan cinta dan komitmen besar terhadap kemajuan bersama.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *