Smart City Bukan Hanya Tugas Sektoral, Smart City Tugas Bersama

Smart City Bukan Hanya Tugas Sektoral, Smart City Tugas Bersama

Bimtek tahap 4 dilaksanakan, Hari Kusdiantoro kembali mengingatkan smart city bukan hanya perihal ternak aplikasi dan asal punya aplikasi. Smart city bukan sekadar pencitraan dan gaya-gayaan melainkan kolaborasi antar berbagai pihak untuk menjalankan program-program inovasi yang smart, cerdas, baik itu jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

 “Smart city bukan pencitraan bukan gaya-gayaan, smart city bukan beternak aplikasi, smart city bukan asal punya cctv  banyak atau punya  gedung comment center,” terang Hari  Kusdiantoro, pembimbing tenaga ahli penyusunan masterplane smart city, di Rumah Makan Nirwana, pada Kamis (08/09).

Lebih lanjut Hari menerangkan, ketika menyusun inovasi smart city, hal tersebut tidak dilakukan dari ruang hampa, tidak kosong. Penyusunan smart city harus  berdasar pada prioritas-prioritas daerah yang sudah tersebut di berbagai dokumen perencanaan, termasuk RPJMD.

Satu yang masih menjadi tantangan dalam penyusunan Smart City hingga saat ini adalah kolaborasi. Sebagaimana dikatakan pada bimtek-bimtek yang lalu, smart city bukan hanya tugas sektoral saja melainkan adalah tugas bersama.

Artinya, dalam merealisasikannya diperlukan pihak-pihak lain yang berasal dari non pemerintahan. Hari mengatakan smart city juga merupakan smart society. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, BUMN , BUMD yang ada di dalam sebuah wilayah untuk melakukan inovasi.

Agar lebih matang, sebagai pembimbing Hari berusaha mengajak tim pelaksana untuk melihat lebih dalam program prioritas dan menyelesaiakannya menggunakan cara baru. “Sebab, jika kita menggunakan cara yang biasa, kita tidak akan mendapatkan hasil yang luar biasa,” terangnya.

Empat bulan mendampingi penyusunan masterplan smart city, Hari mengaku optimis Magetan bisa merealisasikannya. “Karena pemimpinnya punya komitmen yang jelas untuk sebuah perubahan, punya visi dan misi yang jelas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, agar dapat terelaisasi dengan baik komitmen tersebut harus didukung dengan regulasi, infrastruktur, dan anggaran.  Kehadiran smart city harus bisa mengakselerasi program-program pencapaian yang prioritas, kegiatan-kegiatan dilakukan dengan cara yang cerdas, evisien, lebih efektif, dan kolaboratif.

Hari juga mengatakan Pak Bupati memiliki literasi yang cukup tinggi dan ide-ide yang luar biasa. Kendati demikian, Hari kembali menegaskan, smart city itu bukan hanya perihal TIK butuh kolaborasi bersama untuk bisa merealisasikannya dengan apik. “Smart city itu smart kotanya, smart birokratnya, dan smart societynya,” tutupnya. (Diskominfo: nin/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *