Sestama Perpusnas RI, Jadikan Keterbatasan Bahan Bacaan Jadi Potensi Lokal Untuk Lebih Berkarya

Di rangkaian Festival Literasi Magetan 2025 di Graha Pusat Literasi Magetan, Kamis (9/10), Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Joko Santoso, sampaikan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam memperkuat budaya literasi di daerah. Ia menegaskan bahwa literasi tidak hanya soal membaca, tetapi juga mendorong tumbuhnya karya dan penerbitan baru dari masyarakat.

“Dari riset yang kami lakukan, bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan hanya mencukupi 35–40 persen. Sisanya hampir tidak ada, karena di Indonesia terbitan buku tidaklah terlalu banyak. Penerbit rata-rata hanya menerbitkan sekitar 1.000 buku, dan dalam satu tahun pun belum tentu habis. Itu juga menjadi salah satu persoalan terkait keterbatasan bahan bacaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Joko Santoso menilai upaya penulisan dan penerbitan karya oleh generasi muda serta masyarakat umum menjadi kunci dalam memperkaya koleksi literasi nasional.

“Dengan dorongan terhadap karya-karya lokal, potensi daerah bisa lebih dikenal, diterbitkan, dipublikasikan, dan akhirnya dibaca oleh masyarakat luas,” imbuhnya. Ia berharap gerakan literasi seperti yang dilakukan Kabupaten Magetan dapat menjadi contoh nyata bagaimana literasi mampu menggerakkan perubahan sosial dan budaya di daerah.(Diskominfo:syrl / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *