Plt Sekjen Kemendagri RI, Tomsi Tohir memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara hybrid pada hari Senin (13/1).
Rakor Inflasi secara daring untuk Kabupaten Magetan dihadiri Pj. Bupati Magetan, Pj. Sekdakab Magetan, Perwakilan Forkopimda, Kepala OPD terkait serta para camat se-Kab Magetan di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha.
Pudji Ismartini selaku Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa menjadi narasumber pertama menjelaskan bahwa selama tiga bulan terakhir, inflasi secara y-to-d mengalami kenaikan, dimana kondisi ini sejalan dengan peningkatan inflasi secara bulanan sejak Oktober – Desember 2024. Lalu pada Desember, secara bulanan Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,44%. Sepanjang tahun 2024 telah terjadi inflasi sebesar 1,57%.
Pada M2 Januari 2025, terdapat 36 Provisi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH sebagian besar adalah cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras. Di Pulau Jawa, kenaikan IPH tertinggi terjadi di Kabupaten Trenggalek dengan nilai perubahan IPH 8,86%.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono melaporkan jika ada beberapa komoditas dengan harga di bawah HAP/HPP yang mengalami kenaikan dan penurunan dari minggu sebelumnya, meliputi ;
1. Gabah kering giling (16,2%) lebih rendah dari HAP/HPP.
2. Cabai rawit (180,7%) lebih tinggi dari HAP/HPP.
3. Bawang putih (57,9%) lebih tinggi dari HAP/HPP.
“Penyebab kenaikan harga CRM diantaranya cuaca ekstrim (curah hujan tinggi, kebanjiran, dan angin puting beliung) dan serangan hama OPT sehingga produksi turun serta terjadi penurunan pasokan cabai ke pasar/masyarakat, Rencana aksi K/L bersama petani champion cabai indonesia ialah penyediaan cabai, memantau perkembangan harga, fasilitas distribusi pangan,” terang Maino.
Maino juga memaparkan beberapa aksi yang rencananya akan dilakukan Bapanas untuk menjaga stabilisasi dan inflasi pangan tahun 2025, yaitu 1) Mengoptimalisasi penyaluran beras SPHP terutama wilayah dengan harga yang masih tinggi, 2) Menyaluran bantuan pangan beras, 3) Menggelar program Gerakan Pangan Murah, 4) Memfasilitasi distribusi pangan, dan 5) Menggelar program Kios Pangan.
Kadiv Hubungan Kelembagaan Perum BULOG, Epi Sulandari menyampaikan bahwa realisai SPHP beras sejumlah 9.367 ton atau setara 6,24% dari pagu Januari. Adapun saluran untuk SPHP beras melalui pengecer, Satgas, Pemerintah Daerah melalui Program Gerakan Pasar Murah, dan SINERGI BUMN melalui outlet binaannya.
Sekjen Kemendagri turut menambahkan, “Peran Bulog dimohon untuk bisa lebih fokus. Jadi contohnya di mana harga gabah jatuh, Bulog diharapkan bisa hadir mewakili pemerintah kita untuk menstabilkan harga.”
Selanjutnya Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Andi Muhammad Idil Fitri memaparkan bahwa produksi bawang merah di Januari 2025 meningkat, terjadi panen raya di hampir seluruh sentra bawang merah terutama Brebes Raya dan kawasan bawang merah dataran tinggi. Perlu diwaspadai efek domino jika terjadi harga anjlok di bulan Januari, petani akan mengurangi penanaman yang berdampak pada kelangkaan stok dan lonjakan harga di bulan-bulan berikutnya.
Harga tingkat konsumen dan tingkat petani masih naik di atas HAP Konsumen dan HAP Produsen jika dibandingkan harga M2 Januari terhadap M1 Januari.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Manajemen dan Tata Kelola bidang Perdagangan, Iqbal Shofwan. Ia menyampaikan bahwa dalam rangka optimalisasi penyaluran melalui BUMN Pangan, Kemendag mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk merealisasi kebijakan Wajib Pungut BUMN Pangan sehingga dapat memperpendek rantai distribusi serta melakukan pemerataan distribusi ke wilayah yang masih belum mencapai HET.
Himbauan kepada dinas juga turut dipaparkan untuk memberikan himbauan kepada pedagang pasar yang menjual MINYAKITA untuk memasang spanduk/banner berisi informasi HET MINYAKITA Rp15.700/liter di muka kios/toko/warung serta menyosialisasikan potensi sanksi pidana dan denda bagi pedagang MINYAKITA di atas HET tersebut.
Pada Rakor Inflasi kali ini, Pj. Bupati Kab. Magetan, Nizhamul kemudian menambahkan beberapa hal bahwa, “Dua minggu ini, rapat koordinasi inflasi secara luring juga dihadiri oleh para camat se-Kab. Magetan, hal ini bertujuan bukan hanya untuk menghadiri undangan, akan tetapi para camat juga diajak untuk bisa mengetahui kondisi dan situasi di wilayahnya masing-masing terutama yang berkaitan dengan harga-harga bahan pokok.”
Pada minggu ke II ini terjadi kenaikan harga pada cabai merah besar, cabai rawit dan bawang putih. Angka inflasi untuk Kab. Magetan yaitu 1,31 dengan ini kondisi inflasi di Kabupaten Magetan masih cenderung stabil.
“Di beberapa daerah di Indonesia terjadi harga anomali untuk harga gabah, dimana harga gabah turun sementara harga beras di pasaran tinggi. Saya berharap untuk di Kab. Magetan tidak terjadi hal seperti itu. Kita tingkatkan pengendalian terhadap harga-harga pokok agar bisa terkendali dengan baik.” pungkasnya. (Diskominfo:may / fa2 / IKP1)