Rakor Pengendalian Inflasi Nasional: Mengawal Stabilitas Harga Pangan di Tengah Lonjakan Komoditas Strategis

Pemerintah Kabupaten Magetan kembali menunjukkan komitmennya dalam turut menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan, dengan mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional yang digelar pada Senin, 24 November 2025. Rapat yang berlangsung secara daring dan luring ini dipimpin langsung oleh Kementerian Dalam Negeri dan diikuti seluruh kepala daerah se-Indonesia.

Untuk Magetan diikuti secara daring dari Ruang Rapat Pendopo Surya Graha, dipimpin oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Jaka Risdianto, S.H., M.Si. Hadir pula OPD terkait.

Rakor kali ini memberikan perhatian khusus pada dinamika harga komoditas strategis yang tengah mengalami tekanan, mulai dari beras, minyak goreng, hingga ayam ras dan telur. Data nasional menunjukkan tekanan inflasi dari sisi volatile food masih cukup menonjol akibat disparitas harga antar wilayah dan gangguan rantai pasok.

Berbagai kementerian dan lembaga (K/L) yang hadir memberikan paparan berbasis data terbaru per 21–22 November 2025, menjadi acuan penting bagi daerah dalam menyusun langkah mitigasi.

Kepala BPS, Amalia Adininggar memaparkan perilaku konsumsi rumah tangga terhadap emas perhiasan yang meningkat sepanjang 2025, mengindikasikan emas menjadi safe haven bagi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi. Data menunjukkan penjualan emas nasional meningkat 20%, mencapai 34.164 kg pada Januari–September 2025. Harga emas global terus naik, dipengaruhi ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi pasar keuangan. Kenaikan konsumsi emas ini dipandang sebagai indikator ketidakpastian ekonomi masyarakat dan berpotensi memengaruhi pola konsumsi sektor lain, termasuk pangan.

Sementara melalui paparan materi Kemendag, pemerintah pusat menyoroti harga Minyakita masih berada 14,65% di atas HET, yakni mencapai Rp18.000/liter.

Kemendag juga menegaskan rencana perubahan Permendag 18/2024 untuk memperkuat pengawasan, mempertegas sanksi, dan fokus distribusi ke pasar rakyat.

Kemudian, dari hasil pemantauan KSP (Kantor Staf Kepresidenan) menjelaskan bahwa Komoditas seperti bawang merah, bawang putih, beras medium zona 3, cabai rawit merah, Minyakita, telur ayam, dan ayam ras menunjukkan disparitas harga tinggi antar wilayah.

Beberapa komoditas berada pada kategori “Tidak Aman”, khususnya Jagung tingkat peternak, Minyakita, Beras Medium zona 3 dan Telur ayam ras. Situasi ini menandakan perlunya antisipasi kuat pada daerah yang berada jauh dari sentra produksi atau memiliki hambatan distribusi.

Paparan Bapanas menegaskan upaya stabilisasi harga melalui penyaluran beras SPHP sebesar 624 ribu ton sepanjang 2025, Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak 11.142 kali di 375 kabupaten/kota, Fasilitasi distribusi pangan (FDP) dengan mobilisasi 651 ribu kg, paling besar pada komoditas beras, Harga beras medium dan premium menunjukkan tren penurunan namun masih sedikit di atas HET, sehingga penyaluran SPHP diperkuat.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *