Rakor Inflasi, Pemda Dapat Mengidentifikasi Over Supply

Rapat koordinasi inflasi yang dipimpin oleh Dirjen Banga Kemendagri dilaksanakan secara daring yang diikuti oleh seluruh kab/kota di seluruh Indonesia. Untuk Kab. Magetan diikuti oleh Asisten Ekonomi Pembangunan, OPD terkait dilaksanakan di ruang rapat Pendapa Surya Graha. Senin (23/9).

Dirjen Bangda Kemendagri Ir. Restuardy Daud, M.Sc menyampaikan, indeks perkembangan harga pangan Minggu III September 2024. Untuk perkembangan Minggu ke II komoditas yang mengalami kenaikan yaitu minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras. Untuk Minggu ke III masih sama yaitu, minyak goreng, bawang merah dan daging ayam ras.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menyampaikan, pada September 2020-2021 Indonesia terjadi deflasi, sedangkan September 2022-2023 mengalami inflasi. September 2020-2021 deflasi dominan dipengaruhi oleh andil kelompok makanan, minuman dan tembakau. Pada September 2022 yaitu kelompok makanan, minuman, tembakau juga menyumbang deflasi. Pada September 2023 inflasi dipengaruhi paling besar oleh andil kelompok makanan, minuman dan tembakau. Beberapa komoditas yang pernah memberikan andil inflasi pada bulan September tahun-tahun sebelumnya antara lain minyak goreng, sigaret kretek mesin dan beras. Beberapa kali komoditas lain memberikan andil deflasi terdalam yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih.

Sestama Bapanas Dr. Drs. Sarwo Edhy. SP., MM., MH menjelaskan, secara nasional, jumlah Kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH pada M3 September 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH. Jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan IPH turun dari minggu sebelumnya. Dan untuk kenaikan IPH di pulau Jawa hanya terjadi di Kab. Blora, Jawa Tengah dengan nilai perubahan IPH 0,550%. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di Kab. Blora yaitu minyak goreng (0,5099), cabai rawit (0,0095), daging ayam ras (0,0093). Untuk produksi beras periode September dan Oktober 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada 3 tahun terakhir. Sarwo berharap “Peran Pemda yaitu mengidentifikasi potensi over supply, setiap pemimpin daerah memanggil manajemen ritel modern, secara berjenjang pimpinan daerah tingkat kab/kota mengambil inisiatif membuat rakor stabilisasi pasokan dan harga pangan,” harapnya.(Diskominfo:wan / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *