Pemerintah Kabupaten Magetan kembali mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) mengenai Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual melalui Zoom Meeting pada Senin (4/10) minggu kedua bulan November tahun 2024. Acara Zoom Meeting yang berlangsung di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha Magetan ini dihadiri oleh Pj. Sekdakab Magetan, perwakilan Forkopimda, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Rapat yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian, Dalam arahannya, beliau menyampaikan terkait kondisi inflasi provinsi kab/kota. Provinsi dengan inflasi tertinggi di antaranya adalah Papua tengah, Papua Pegunungan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua Barat Daya. Sementara itu, provinsi dengan inflasi terendah termasuk NTB, Bengkulu, Papua Selatan, NTT, Papua, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo
Lebih lanjut, Mendagri Tito mengingatkan pada kepala daerah untuk mengantisipasi stok pangan daerahnya. Hal ini dikarenakan kondisi inflasi yang terus berkembang dan penyebabnya ialah terjadinya instrumen Pilkada. Oleh karena itu, dengan adanya antisipasi stok memperguna mengurangi kelangkaan menjelang Pilkada.
Amalia Adininggar Widyasanti, Plt Kepala BPS RIRI mengungkapkan, Bahwasannya secara nasional, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH pada minggu ke-4 Oktober 2024 lebih banyak dibandingkan Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan IPH.
“Komoditas penyumbang utama IPH menurut wilayah, ialah Pulau Sumatera yang didominasi oleh Daging Ayam Ras sebesar 1,33%, Bawang merah sebesar 0,34%. Sementara wilayah Jawa dominan dengan Bawang Merah 0,33%, Daging Ayam Ras 0,42%, dan Cabai Rawit 0,37%” Terangnya.
Edi Priyono, selaku Kantor Staf Presiden (KSP) memaparkan terkait Laporan Hasil Pemantauan Harga Pangan Strategis beserta disparitas harganya.Sesuai implikasi kebijakan secara daerah, terdapat data perkembangan harga daerah yang diantaranya beras medium menempati 14,21 disparitas sedang, bawang putih 11,73% disparitas sedang, MinyaKita 4,60% disparitas rendah, bawang merah 22,67% disparitas tinggi, dan daging ayam 16,57% disparitas tinggi.
Di akhir Rakor Inflasi, Kemendagri juga menegaskan untuk selalu mengevaluasi paparan yang telah disampaikan supaya mencapai keoptimalan dan upaya yang terus naik dan membaik kedepannya.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)