Bupati Magetan Suprawoto lantik dan kukuhkan DPC Paravetindo Kab. Magetan, hadir sebagai undangan Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Ketua DPW Paravetindo Jawa Timur, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan, Ketua DPC Paravetindo Magetan serta anggota Paravetindo Kabupaten Magetan, bertempat di Hotel Bukit Bintang Magetan, Senin (9/11/2020).
Sebanyak 17 orang yang dilantik DPC Paravetindo Kabupaten Magetan. Juga penandatanganan berita acara dan penyematan pin kepada semua pengurus DPC Paravetindo Kabupaten Magetan.
Bupati Magetan Dr. Drs. Suprawoto. SH. M.Si menegaskan, bahwa dengan ini ujung tombak yang ada di depan pengembangan peternakan di Kabupaten Magetan diharapkan bisa maju. Kabupaten Magetan penyumbang kelahiran anak sapi (pedet) nomor 5 di Jawa Timur. Bupati Magetan berterima kasih, walaupun Magetan ini wilayahnya kecil nomor 2 paling kecil se Jawa Timur setelah Sidoarjo tetapi ternyata bisa menyumbangkan, memberi warna kebaikan di Jawa Timur. Untuk mensejahterakan masyarakat ini salah satu caranya adalah peternakan karena ini tidak terlalu memerlukan lahan yang sangat luas kecuali peternakan di luar negeri yang memerlukan area luas di Negara Barat yang harus dilepas dan sebagainya, kita bisa melakukan dengan cara diternakkan dalam kandang dan seterusnya kita tidak lagi seperti dulu, sapi itu namanya “Rojo Koyo” namanya saja Rojo koyo yang bisa memberi kontribusi kepada petani.
Magetan ini masyarakat yang tergantung pada peternakan sapi ini luar biasa banyak, sebagai peternak murni maupun sebagai sampingan sebagai istilahnya sebagai tabungan dengan semua ini kelak ke depan dapat mensejahterakan masyarakat. Ia berterima kasih pada Paravetindo semua yang telah berkarya untuk kesejahteraan masyarakat Magetan. Industri kulit di Magetan ini sejak dulu ada industri kerajinan kulit dan penyamaan kulit saya yakin sejak dulu di Magetan ini tumbuh peternak-peternak sejak zaman Belanda.
Sayangnya 95% produk penyamakan kulit di Magetan itu keluar, paling banyak Jogja, Mojokerto, Sidoarjo itu kulitnya dari kita, kita hanya mengelola 5% saja, imbuhnya. Bayangkan dalam bentuk kerajinan baik itu sepatu, dompet dan sebagainya yang ada, kenapa nggak bisa berkembang salah satu jawabannya ternyata tenaga ahli. jadi sekolah kulit ini nggak ada pendidikannya di Magetan yang punya pendidikan pasti daerahnya itu dinamis. Pendidikan kulit se-asia Tenggara itu hanya ada satu di Jogjakarta.
Drh. Kustini kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Magetan menyampaikan, peran aktif paramedik sangat diharapkan dengan berbekal keterampilan dan ilmu pengetahuan yang cukup maka diharapkan mampu memberikan pelayanan di masyarakat dan peternak. Organisasi profesi ini diperlukan untuk dapat memberikan rekomendasi izin praktek dan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk terus meningkatkan kemampuan petugas sehingga para peternak mendapatkan pelayanan yang sesuai standar, selain itu besar harapan kami agar pengurus Paravetindo yang terpilih dapat menciptakan kreativitas dan inovasi dalam hal pelayanan kepada peternak dengan kukuhnya DPW Paravetindo Magetan supaya segera berkolaborasi, berkonsolidasi secara internal dan eksternal untuk membuat program kerja yang sesuai untuk kemajuan peternakan di Magetan. Sehingga dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan program nasional yaitu Swasembada.