NGOPI BARENG FORKOPIMDA: KOPI DAN LERENG LAWU SIAP MENJADI PRIMADONA DAN DESTINASI WISATA

Suasana akrab dan penuh inspirasi ide serta gagasan saat “Ngopi Bareng Forkopimda” digelar di Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Senin (4/8). Acara ini diikuti langsung oleh Bupati Magetan, Hj. Nanik Endang Rusminiarti, M.Pd., bersama jajaran Forkopimda, Forkopimca Panekan, serta seluruh lurah dan kepala desa se-Kecamatan Panekan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi lintas sektor dalam mendorong potensi unggulan daerah. Tak sekadar minum kopi ngobrol dan duduk bersama, kegiatan ini menjadi forum terbuka untuk menggali potensi kopi lokal yang tumbuh subur di lereng Gunung Lawu.

Kopi-kopi khas Panekan seperti robusta, arabika, hingga jenis unik seperti kopi nangka (excelsa) dan liberika mengemuka dalam diskusi santai kali ini. Dikenal memiliki cita rasa khas karena ditanam di dataran tinggi beriklim sejuk, kopi Panekan memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan daerah sekaligus daya tarik wisata.

Dandim 0804/Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki, menegaskan bahwa pengembangan potensi kopi lokal tidak boleh berhenti pada tahapan hilirisasi saja. Ia mendorong adanya langkah progresif dalam menjadikan wilayah seperti Ngiliran sebagai destinasi wisata kopi.

“Jika hilirisasinya sudah bagus, saya berharap potensi kopi di Ngiliran bisa dikembangkan lagi menjadi destinasi wisata kopi yang lebih besar. Agar dunia luar tahu, kopi di Magetan ini nikmat dan layak dibanggakan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Ketua DPRD Magetan, Kang Ratno, juga menyoroti perlunya perhatian khusus untuk pemberdayaan wilayah penghasil kopi potensial seperti Ngiliran dan Sidomulyo.

“Kita perlu dorong titik-titik potensial seperti Ngiliran dan Sidomulyo. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, ini juga bisa jadi solusi untuk mengurai kemacetan yang selama ini menjadi beban wilayah Sidomulyo ke arah selatan. Pangsa pasarnya sudah luas, tembus Jakarta, Bandung, hingga Surabaya,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan kopi Magetan tidak hanya dinikmati secara lokal, tetapi mampu menembus pasar nasional bahkan internasional, sekaligus mendorong terbentuknya destinasi wisata kopi yang terkelola dengan baik dan berdaya saing.(Diskominfo:syrl / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *