Produk olahan jajanan khas Kabupaten Magetan dinilai memiliki daya saing dengan produk jajanan yang dipasarkan melalui pasar modern atau supermarket. Anggota Komisi A DPRD Provinis Jawa Timur Diana Amalia Verawatiningsih atau akrab disapa Sasa menilai kekurangan dari produk olahan jajan di Magetan adalah masih kurang menariknya dari sisi kemasan. Kemasanan produk jajan khas Magetan yang kurang menarik membuat konsumen kurang greget untuk membeli. “ Kalau menurut saya pelaku UMK di Magetan ini sudah memiliki produk produk yang kalau dibandingkan dengan daerah lain sebenarnya tidak kalah, hanya saja mereka kurang banyak mengetahui tentang bagaimana mengemas produk itu sehingga memiliki nilai jual yang lebih,”Ujar Sasa.
Sasa menambahkan, dibutuhkan pendampingan dari instasni terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan kepada pelaku UMKM agar mampu mengemas produk olahan jajan mereka sehingga lebih menastik. Menurutnya pendampingan tidak hanya pada desain kemasan yang lebih menarik konsumen, tetapi pendampingan juga harus dilakukan dari sisi promosi produk mereka dengan menyediakan outlet khusus produk jajan lokal di Magetan. “”Jujur saya kalau mencari prodak Magetan yang unik itu artinya dengan kemasan yang baik. Kalau disajikan pada tamu VIP yang pantas. Saya itu masih belum tahu dimana nyarinya. Karena dibeberapa pusat oleh-oleh itu juga, nyuwon sewu kemasannya juga biasa. Jadi kalau kita membawakan oleh-oleh untuk tamu-tamu VIP masih kesulitan,”imbuhnya.
Diana juga menghimbau kepada para pelaku UMKM untuk terus melakuka inovasi meningkatkan kwalitas dan kwantitas produk jajanan khas Magetan sehingga memiliki nilai khas Magetan dan nilai jual yang tinggi. Diana juga meminta Dinas terkait untuk memberian kemudahan didalam pengurusan perijinan sehingga produk jajanan khas Magetan memiliki standar kesehatan dan legalitas. Melalui kemudahan yang diberikan dinas terkait diharapkan produk jajanan khas Magetan akan mampu berkembang. “Saya kemarin ditelpon, ada yang mau ngusus PIRT tapi tidak tahu dimana mengurusnya. Lha ini merupakan sosialisasi saya, sosialisasi kepada pelaku UMKM bagaiman PIRT, bagaimana yang lain semua harus maksimal agar mereka para UMKM bisa melakukan kerja maksiumal dengan hasil yang maksiumal pula,”pungkas Diana Sasa. (Diskominfo/kontrib.don/fa2/IKP1)