Kirab Jullaini (Jolen) berasal dari bahasa Arab Julla (Agung) Jullaini (dua keagungan) untuk menandai dua hari besar islam yaitu Maulud dan Rajab, merupakan tradisi masyarakat Mojopurno yang masih dirawat. Ada sebagian masyarakat yang memaknai Jolen dengan “ojo kelalen” yang bermakna jangan lupa pada Allah yang maha kuasa.
Acara kirab ini diselenggarakan di pondok pesantren At-Thohirin Mojopurno yang diikuti peserta dari Desa Mojopurno dan Desa Banyudono. Kamis (19/9). Antusiasme masyarakat dan peserta kirab sungguh luar biasa, meski digelar pada malam hari tak menyurutkan semangat untuk memeriahkan kirab Jolen tersebut.
Generasi ke 3 dari pemilik Pondok pesantren At-Thohirin Bustomi Jauhari (Gus Tom) menyampaikan, acara kirab Jullaini ini pada masanya diadakan selama 7 hari, sebagai ajang menunjukkan kebesaran umat islam di wilayah Kabupaten Magetan kepada Belanda. Selain itu juga sebagai ajang silaturahmi antar tokoh umat islam diwilayah karesidenan Madiun serta sebagai hiburan rakyat.
Dalam rangkaian Jolen ini menampilkan berbagai macam kegiatan keagamaan islam dan pentas seni seperti kisah perjuangan para nabi, puisi, qiroah, salawatan serta tradisi kesenian jawa seperti tari-tarian dan pencak silat. Gus Tom berharap, “Semoga dengan adanya kirab Jullaini /Jolen ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-NYA serta mempererat tali silaturahmi antar umat,” harapnya.(Diskominfo:wan / fa2 / IKP1)