Kenang Peristiwa ’48 dan ’65, Pemkab Magetan Gelar Upacara di Monumen Soco
Peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) yang telah terjadi 57 tahun silam masih terus menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Bagaimana tidak, belum jangkap satu dekade masyarakat Indonesia berjuang mati-matian, pemberontakan besar-besaran dilakukan oleh PKI untuk mengubah ideologi Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Tidak hanya terjadi di Madiun, tahun 1948 peristiwa pembantaian olek PKI juga terjadi di Kabupaten Magetan. Ribuan orang diperkirakan meninggal akibat perang saudara yang dalam sejarah resmi disebut sebagai Pemberontakan Madiun 1948 oelh PKI.
Bukan hanya tokoh Islam, pamong praja atau masyarakat biasa juga banyak menjadi korban keganasan pada waktu itu. Untuk memperingati kejadian tersebut di Kecamatan Bendo, Kabupetan Magetan didirikan Monumen Soco dengan tinggi lima meter. Di monumen inilah upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila berlangsung setiap tahunnya.
Seperti hari ini, Sabtu (01/10) Pemkab Magetan kembali menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di lapangan Monumen Soco. Tidak sekadar upacara, ziarah dan peninjauan lori dilakukan oleh Bupati beserta jajaran untuk mengenang korban kekejaman PKI 1948.
Dijumpai usai peninjauan Bupati Magetan Suprwoto mengatakan, sebagai pemersatu bangsa jangan sampai kita dipecahkan karena perbedaan ideologi.
“Ideologi itu mempersatukan kita, itu terbukti. Dan ini menjadi catatan sejarah yang patut kita jadikan instropeksi, jangan sampai peristiwa itu (pembantaian PKI) terulang lagi. Tidak perlu 3 kali, kita sudah 2 kali, ’48 dan ’65,” terang Bupati. (Diskominfo:pb. Nin / dok.cup / fa2 /IKP1)