Kirab Budaya Festival Bumi Mageti yang digelar Kelurahan Magetan pada Sabtu (27/9), tidak hanya dijadikan peserta kirab sebagai sarana melestarikan budaya, namun juga sebagai sarana mengenalkan sejarah lokal. Melalui kreativitas dan kreasi yang dimiliki, peserta kirab yang berasal dari dukuh dukuh di Kelurahan Magetan mengenalkan cerita dan sejarah wilayahnya masing masing.
Peserta kirab dari Dukuh Kauman menampilkan sejumlah tokoh Islam serta miniatur masjid. Hal ini karena Dukuh Kauman dahulu dikenal dengan kampung agamis, dimana terdapat bukti peninggalan sejarah berupa bekas bangunan masjid kuno, sebelum berdirinya Masjid Agung Kabupaten Magetan.
Lain halnya dengan Dukuh Jengrik, Dukuh Nglorok, dan Dukuh Jaten yang menampilkan pasukan perang lengkap dengan senjata, tumpeng uluwetu, serta petani yang membawa bahan pangan logistik pasukan. Hal ini tak lepas dari kesejarahan dan budaya, dimana ketiga dukuh tersebut merupakan tempat pelatihan dan pengaturan strategi dalam peperangan melawan penjajah. Di samping itu Dukuh jenggrik juga dikenal sebagai daerah agraris atau lumbung pangan untuk membantu logistik perang pada masa itu.
Pun demikian dengan peserta dari Dukuh Jagalan yang menampilkan teatrikal penyembelihan hewan ternak. Hal ini karena Dukuh Jagalan dahulu dikenal sebagai lokasi penyembelihan hewan ternak seperti, sapi dan kerbau. Hasil dari penyembelihan hewan ternak berupa daging digunakan sebagai kebutuhan logistik dan kulitnya dijadikan peralatan perang.
Melalui event Kirab Budaya ini, diharapkan dapat semakin mengenalkan dan meningkatkan nilai nilai sejarah lokal kepada masyarakat, khususnya bagi generasi muda di Kelurahan Magetan. (Diskominfo:dik / fa2 / IKP1)