Jaga Magetan Tetap Kondusif Menjelang Nataru: Ketegasan Pemerintah, Kepekaan Sosial, dan Harapan Bersama

Di Ruang Jamuan Pendapa Surya Graha Rabu siang tadi para pemangku kebijakan Kabupaten Magetan berkumpul dengan satu tujuan memastikan Magetan tetap kondusif menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Plt. Kepala Bakesbangpol, Suwito, SP, M.Si, membuka laporan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pemantapan Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial dan Kewaspadaan Dini kali ini. Dalam laporannya, Suwito menekankan bahwa kewaspadaan bukan sekadar rutinitas, tetapi tugas moral untuk menjaga rumah bersama bernama Magetan.

“Perayaan Nataru selalu menjadi momentum yang perlu perhatian serius. Kewaspadaan dini, pencegahan konflik, serta antisipasi kebencanaan harus kita lakukan bersama,” ungkap Suwito

Secara runut, ia memaparkan dinamika kerawanan sosial, mulai dari isu intoleransi, provokasi digital, hingga naiknya tensi kelompok massa seperti dualisme kepengurusan PSHT. Tak kalah penting, ia menggarisbawahi masalah klasik yang terus menuntut penyelesaian, seperti pembangunan Gedung Sosial Budaya MTA di Desa Purwodadi yang telah melalui sebelas kali pertemuan namun belum mencapai kesepakatan.

“Kami membuka ruang mediasi, memohon arahan Ibu Bupati dan Forkopimda. Semoga draf kesepakatan bisa segera final,” tegasnya dalam forum tersebut

Sementara Bupati Magetan dalam sambutannya menyampaikan, “Nataru bukan hanya tentang libur, tetapi ujian kebinekaan kita.”

Bupati Magetan Hj. Nanik Sumantri  mengajak seluruh pihak melihat Nataru dari sudut yang lebih luas sebagai momen penguatan harmoni.

“Potensi gesekan sosial meningkat pada periode libur akhir tahun. Karena itu, koordinasi cepat, tepat, dan terpadu adalah kunci,” ujar Bupati

Bunda Nanik menekankan lima langkah strategis, termasuk pengamanan rumah ibadah dan pelibatan tokoh agama sebagai garda terdepan menjaga toleransi. Bupati juga menambahkan pesan yang lebih membumi bahwa Magetan adalah kota wisata yang harus tetap aman, sejuk, dan ramah bagi pengunjung maupun warganya.

“Semoga kita lalui prosesi Nataru dengan damai. Magetan kota wisata, semoga wisata kita tetap aman dan lancar.”

Di sela sesi dialog, Ketua DPRD, Suratno, memberikan penekanan yang lebih menyentuh kepada aspek sosial masyarakat. Ia mengingatkan bahwa konflik sosial tidak selalu muncul dari isu besar, tetapi bisa berawal dari persoalan domestik yang tak terselesaikan.

“Angka perceraian kita masih tinggi. Begitu juga kasus judol. Ini PR bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat.”

Ia mengajak semua pihak menciptakan ruang keluarga yang lebih sehat, lingkungan sosial yang lebih peduli, serta komunitas yang saling menguatkan.

Begitu juga dengan Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, kemudian menambahkan untuk selalu menjaga Magetan menjadi kondusif menjelang Nataru.

“Magetan milik bersama. Jangan sampai perbedaan kecil mencerai-beraikan kita. Mari jaga suasana Magetan yang kondusif ini, kita rawat Magetan bersama-sama.”

Rakor itu bukan sekadar rapat. Ia seperti cermin yang memantulkan wajah Magetan sebuah kota yang tumbuh, menata diri, dan terus belajar menjaga kerukunan di tengah beragam tantangan yang selaras dengan Visi Magetan yaitu “Magetan Nyaman, Maju, dan Berkelanjutan”.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *