Indukan Mengalami Obesitas, Kampung Kelinci di Magetan Tak Mampu Penuhi Permintaan Daging Kelinci.

Puluhan peternak kelinci di Desa Tanjung Sari Kabupaten Magetan kesulitan mengembangbiakkan kelinci milik mereka. Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Wawan mengatakan, kesulitan peternak di Desa Tanjung Sari untuk mengembangkan kelinci milik mereka karena faktor kegemukan indukan. “Karena tidak dikawinkan membuat kelinci mengalami kegemukan. Satu indukan bobotnya bisa mecapai 4 kilo. Normalnya indukan itu bobotnya 2,4 sampai 3 kilo,” ujarnya Rabu (16/03/2022).

Wawan menambahkan, kegemukan indukan kelinci berawal dari sulitnya peternak memasarkan kelinci dimasa pandemic covid 19 sehingga mereka memilih tidak mengawinkan kelinci milik mereka. Langkah tidak mengawinkan kelinci indukan untuk menekan pengeluaran biaya pakan mengingat kebutuhan daging kelinci menurun dimasa pandemic covid 19. Namun disaat permintaan daging kelinci mulai naik dengan pelonggaran PPKM diberlakukan di Magetan, peternak kelinci kesulitan memenuhi permintaan pasar.  “ Karena kebingungan pemasaran, kelinci itu tidak dikawinkan. Pikirnya dengan tidak dikawinkan itu tidak akan beranak banyak dan susah menjualnya, tapi ternyata bermasalah,” imbuhnya.

Upaya menurunkan berat badan ratusan indukan kelinci di Desa Tanjung Sari agar mencapai bobot ideal untuk kawin juga tidak berhasil. Kebanyakan kelinci indukan justru mati ketika dilakukan diet untuk menurunkan berat badan. “ Ketika dicoba untuk menurunkan berat badan dengan cara diet banak kelinci yangjustru mati,” katanya.

Selama pandemic covid 19 jumlah  peternak kelinci di desa Tanjung Sari terus mengalami penyusutan. Dari sekitar 400 peternak kelinci sebelum masa pandemic saat ini hanya sekitar 40 peternak saja yang masih bertahan. Dari puluhan peternak tersebut juga hanya memiliki indukan satu hingga dua saja, padahal sebelumnya satu peternak mampu mempunyai indukan hingga 80 ekor.

Desa Tanjung Sari Kabupaten Magetan sempat menjadi juara nasional sebagai desa peternak kelinci pada tahun 1981. Kepala Desa Tanjung Sari pada waktu itu diundang ke Jakarta untuk menerima hadiah langsung dari Presiden Soeharto. Pemrintah daerah juga membuatkan patung kelinci pada tahun 1983 sebagai lambing Desa Tanjung Sari.(Diskominfo/kontrib.rif/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *