Setelah ratusan peserta menuntaskan tantangan lari sejauh 5,14 kilometer dalam Napak Tilas Running Festival 2025 kategori 5K, suasana semakin semarak dengan pembagian doorprize dan pengumuman pemenang Best Costume.
Namun di balik riuhnya panggung hadiah, ada kisah inspiratif dari dua peserta yang mencuri perhatian: Fikri Zainal Abidin, siswa SMA Negeri 1 Sampung asal Ponorogo, yang beruntung mendapatkan doorprize, dan Adi dari Magetan, yang berhasil membawa pulang gelar Pemenang Best Costume berkat kostumnya yang unik bertema Korea.
“Rasanya senang sekali, puas dengan apa yang saya dapatkan. Ini bukan cuma soal hadiah, tapi pengalaman yang berharga juga,” ujarnya sambil menggenggam hadiah.
Fikri mengaku sudah mempersiapkan diri selama satu minggu penuh menjelang lomba. Setiap sore ia rutin berlari kecil bersama kakaknya di desanya.
“Latihan seminggu, jogging tiap sore bareng kakak. Tantangannya ya capek, tapi semangat terus,” katanya sambil tertawa.
Bagi Fikri, mengikuti Napak Tilas Running Festival bukan sekadar ikut-ikutan. Ia ingin menumbuhkan kebiasaan hidup sehat dan belajar disiplin melalui olahraga.
Berbeda dengan Fikri yang tampil sederhana, Adi justru menarik perhatian sejak garis start. Mengenakan kostum bernuansa Korea klasik, lengkap dengan aksen artwear, penampilannya langsung memikat mata juri dan peserta lainnya. Tak heran jika ia dinobatkan sebagai Pemenang Best Costume Napak Tilas Running Festival 2025.
“Alhamdulillah, karena memang sudah niat. Kostum ini koleksi pribadi, saya tinggal pilih yang pas. Ternyata nyantol juga,” ujarnya sambil tersenyum bangga.
Meski berpenampilan mencolok, Adi tetap berlari santai dan menuntaskan rute dalam waktu sekitar 40 menit. Ia mengaku tak terlalu ngoyo karena setelah lomba 5K, ia juga akan mengikuti kategori 15K.
“Saya memang hobi ikut event lari, baru beberapa bulan tapi medalinya sudah sepuluh. Dari Ponorogo, Ngawi, sampai Magetan, semua saya ikuti,” katanya dengan tawa ringan.
Bagi makeup artist asal Magetan ini, running festival bukan sekadar kompetisi, tapi ruang ekspresi.
“Saya suka tampil beda, tapi tetap sehat. Kalau FOMO-nya buat kesehatan, kan gak apa-apa,” ujarnya jenaka.
Dua sosok ini, Fikri dan Adi menjadi gambaran nyata bahwa Napak Tilas Running Festival bukan hanya ajang olahraga, melainkan perayaan semangat, kreativitas, dan kebersamaan masyarakat Magetan.(Diskominfo:may / fa2 / IKP1)