Dawuhan, Tradisi Merawat Toleransi Dua Desa di Kecamatan Panekan
Dua desa di Kecamatan Panekan memiliki tradisi unik dalam kegiatan budaya dawuhan. Kepala Desa Ngiliran, Karmo, mengatakan, kegiatan dawuhan merupakan kegiatan budaya turun temurun untuk mengungkapkan rasa syukur warga pasca mereka menanam padi dengan menggelar selamatan di sumber mata air, yakni Sumber Molang. Melalui kegiatan tersebut mereka memupuk rasa persaudaraan masyarakat dua desa yang mengandalkan sumber air yakni Sumber Molang untuk kebutuhan air minum maupun pengairan. “Kegiatan ini turun-temurun dari leluhur dipusatkan di sumber mata air Sumber Molang. Kegiatan ini dari dulu dilakukan bersama sama antar Desa Bedagung dengan Desa Ngiliran,” ujarnya.
Suparmo menambahkan, mata air Sumber Molang sendiri berada di Desa Bedagung dimana dalam pemanfaatannya kedua desa berbagi secara adil baik untuk kebutuhan pengairan maupun kebutuhan pengairan. “Sumber Molang ini memang kami manfaatkan untuk kebutuhan air minum maupun kebutuhan pengairan sawah. Kedua desa kami memang memiliki sistem pembagian pemanfaatan sejak jaman dulu,” imbuhnya.
Dalam kegiatan dawuhan, masyarakat Desa Bedagung dengan Desa Ngiliran bersama-sama membawa berbagai ubo rampe makanan untuk selamatan sebagai bentuk rasa syukur mereka atas melimpahnya sumber daya air yang membuat kegiatan pertanian di kedua desa bisa berjalan lancar. Setelah seluruh masyarakat berkumpul di sumber air Sumber Molang sesepuh desa kemudian membacakan doa selamat agar masyarakat di kedua desa selalu diberkahi kemakmuran. “Selamatan memang dipusatkan di Sumber Molang sebagai bentuk rasa persaudaraan dua desa dan ini sebagai bentuk mengajak generasi muda untuk tetap menjaga persaudaraan dan menjaga keberlangsungan dari sumber air disini,” ucap Karmo.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)