Cerita Penyiar Radio RKPD Magetan Yang Menyiar Sejak Tahun 1974, Perangkat Dari Piringan Hitam Hingga Menggunaan IT

Cerita Penyiar Radio RKPD Magetan Yang Menyiar Sejak Tahun 1974, Perangkat Dari Piringan Hitam Hingga Menggunaan IT.

MAGETAN – Kehadiran radio tidak bisa dipisahkan dari perjalanan Bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan negera ini, pun sampai saat ini di era tekhnologi digital kehadiran siaran radio masih menjadi salah satu pilihan masyarakt untuk mendapatkan informasi maupun hiburan. Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki stasiun radio yang diberi nama RKPD (Radio Khusus Pemerintah Daerah ) sejak tahun 1979 sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Timur.

Namun sebelum menjadi RKPD, pemerintah Kabupaten Magetan telah memiliki stasiun radio yang ruang studio dan pemancarnya berada di kantor Otonom atau Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan saat ini. Nama stasiun radio sebelum bernama RKPD dulunya bernama Radio Rama. Saat itu siaran radio dipancarkan dengan menggunakan gelombang SW dan dalam perjalannya berubah melalui gelombang AM.“ Saya mulai menyiar sejak tahun 1974, dulu namanya radio rama. Untuk gelombangnya masih menggunakan gelombang AM. Waktu itu saya masih berstatus pegawai honor,” ujar Nardi salah satu penyiar radio LPPL Magetan Indah yang masih aktif melakukan siaran hingga saat ini.

Di era tersebut perangkat siar radio juga masih sangat sederhana. Pemancar pada waktu itu masih menggunakan tabung 312. Pemancar gelombang radio pada tahun tersebut bentuknya masih sederhana dengan bentuk  seukuran kulkas. Untuk memutar music, peralatan yang digunakan adalah pemutar piringan hitam. Tentu tak mudah untuk memanjakan pendengar dengan lagu lagu yang ingin mereka dengar dengan menggunakan pemutar piringan hitam. “Jadi untuk memutar lagu permintaan pendengar, kita harus memastikan letak jarum pemutar pada urutan lagu yang direquest. Karena jarum pemutar tu sensitive biasanya di awal lagu ada suara cuitt. Untuk meminimalisir suara itu kita harus pandai mengatur volume mixer sambil memasang jarum pemutar. Kita juga harus memastikan tanda garis panjang sebagai batas lagu di piringan hitam” imbuhnya.

Pada tahun 1988 radio RKPD dipindahkan ke Jl Ahmad Yani oleh pemerintah daerah karena gedung sekretariat pada saat itu direhabilitasi. Di lokasi baru tersebut nama stasiun radio juga berubah dari RKPD menjadi Radio Gita Buana. Untuk memancarkan siarannya masih menggunakan gelombang AM, sementara untuk peralatan pemutar sudah menggunakan tape kaset. Media perekam lagu yang menggunakan pita magnetic tersebut juga mempunyai kenangan tersendiri bagi Nardi.  Lagi lagi untuk menghadirkan lagu yang direquest oleh pendengar, penyiar harus berjibaku dengan menggulung pita kaset tersebut pada posisi lagu yang diinginkan pendengar. Padahal dalam satu program penyiar bisa menghadirkan 10 hingga 12 lagu. Bisa terbayang betapa sulitnya menyiapkan materi lagu yangakan diputar. “ Kalau lagu yang popular diurutan awal tidak masalah, tapi kalau sudah berada di urutan 4 atau urutan 8 kita harus menggulung pita kaset. Agar cepat biasanya kita punya 3 hingga 4 penggulung kaset,” kenang Nardi.

Di radio Gita Buana status Nardi saat itu telah ditetapkan menjadi PNS dilingkup pemerintah daerah sebagai bagian dari Humas Pemkab Magetan. Tak hanya sebagai penyiar dan operator radio, Nardi juga menjadi jurnalis radio dengan memberikan informasi kegiatan Bupati Magetan. “ Kalau pagi ya mengikuti kegiatan pak bupati. Setelah pulang kita buat coretan atau catatan yang penting untuk disampaiakn kepada pendengar. Jadi bukan ditulis kemudian dibacakan, tapi kita sampaikan langsung di sela sela acara dengan acuan catatan kecil tersebut.Biasanya kita siarkan pada pagi siang dan malam di jam tertentu dimana masyarakat mendengarkan radio,” kata Nardi.

Ditahun 1990, Pemerintah Daerah Magetan kembali memindahkan bangunan stasiun radio ke lokasi yang baru di  Jl. Mt Haryono no 1 atau saat ini merupakan Kantor dari pendamping Tenaga Dinas Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Magetan. Di kantor baru tersebut nama stasiun radio kembali dirubah, dari Gita Buana kembali menjadi RKPD. Di era tahun 1990 an tersebut, keberadaan radio RKPD Magetan melalui masa jaya jayanya. Acara favorit pendengar selain pilihan pendengar yang menghadirkan lagu lagu yang direquest oleh pendengar juga menghadirkan hiburan ketoprak dan wayang kulit. “ Waktu ke Madiun saya sempat mampir di salah satu rumah makan, dan disana mereka  sedang mendengarkan radio RKPD Magetan yang sedang memutar ketoprak. Bagaimanapun hati saya rasanya  yo senang, ternyat warga Madiun juga suka mendengarkan radio RKPD,” ucap Nardi.

Tak hanya menghibur, Radio RKPD Magetan pada saat itu juga berupaya mendongkrak keberadaan produk UMKM magetan melalui ikaln  produk mereka. Salah satu mitra kerja RKPD Magetan pada saat itu adalah UMKM sepatu sadona yang berada di Desa Cepoko.  Sistem kerjasama yang diterpkan oleh RKPD Magetan bukan harus membayar dengan uang, tetapi dengan produk yang bisa mereka promosikan. “ Jadi barter. UMKM sadona setiap bulan memberikan dua pasang produk mereka untuk crew RKPD. Ini dilakukan untuk mengenalkan produk UMKM di Magetan kepada masyarakat. Dan Alhamdulillah sadona waktu itu naik daun. Kita juga kerjasama dengan toko kaset wahyu yangberada di pasar baru. Kita dipinjami koleksi wayang maupun ketoprak milik mereka untuk kita putar di radio, sebagai gantinya kita memperkenalkan took kaset tersebut kepada masyarakat. Saya sampai punya 2 pasang sandal kulit dari sadona,” ujar Nardi tersenyum mengingat saat itu.

Di tahun  Tahun 2006 Nardi mengaku purna tugas sebagai ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan. Dan pada tahun 2007 pemerintah daerah kembali memindah lokasi studio radio pemerintah daerah dari Jl MT Haryono ke lokasi kawasan Gor Ki Mageti. Dilokasi tersebut nama radio kembali dirubah oleh pemerintah daerah menjadi lembaga penyiaran public LPPL Radio Magetan Indah dengan gelombang pemancar menggunakan gelombang FM. Perangkat siar juga berubah dengan mengunakan tekhnologi IT. Antena untuk memancarkan siaran juga telah di pasang di atas tiang tower yang kokoh.

Meski telah pensiun dari ASN, Nardi mengaku bersyukur tetap diberi keleluasaan untuk tetap berkarya di bidang penyiaran radio. Setiap hari mulai jam 15:00 WIb 17:00 WIB WIB suara timbre bas Nardi selalu menyapa pendengarnya yang berada dikawasan Magetan, Ponorogo, Ngawi, Madiun, Caruban bahkan Kota Bojonegoro. Dia mengaku akan tetap menyapa pendengar radio LPPL Magetan Indah selama dipercaya sebagai announcer. “ Saya pension tahun 2006, tapi oleh Kominfo  saya masih dipercaya untuk siarandi LPPL Magetan Indah. Saya akan tetap siaran selama Kominfo Magetan mempercayai saya mengisi  program di LPPL Magetan Indah,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *