Cerita Monik, Pengrajin Aksesoris Manik Meraup Cuan di Bulan Ramdhan
Aksesoris sekaligus perhiasan dari batu alam saat ini ternyata diminati oleh ibu ibu dan remaja putri untuk menunjang penampilan busana muslim untuk menjalankan sholat taraweh. Hal ini dibuktikan oleh Monic, pengrajin aksesoris manik manik yang memiliki show room di Desa Sukomoro, Kabupaten Magetan yang kebanjiran aksesoris untuk jilbab maupun aksesoris untuk rukuh. “ Yang lagi tren strub, itu pengikat masker tapi bisa dipakai jadi kalung atau pengikat jilbab dari manik juga lagi banyak dicari. Gelang yang dirubah jadi tasbih juga lagi laku,” ujarnya.
Monic mengaku menggeluti usaha kerajinan aksesoris berbahan batu alam berawal dari ibunya yang sering membeli batu batu alam untuk dirangkai menjadi kalung. “ Sejak kelas 3 SD saya yang disuruh mama merangkai batu darii kalung dijadikan 3 gelang. Jadi untungnya bisa berlipat,” imbuhnya.
Hingga kuliah kegiatan membuat kerajinan aksesoris dari batu alam terus dilakukan. Bahkan saat bekerja di Jakarta pesanan aksesoris dari batu alam semakin banyak. Hingga akhirnya Monic memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan lebih memilih menggeluti kerajinan batu alam. “ Mulai serius tahun 2000, Ya karena pesanan aksesoris tidak habis habis, akhirnya saya milih resign dari tempat kerja karena pendapatan membuat kerjinan manik manik lebih banyak dari gaji di kantor,” kenangnya.
Untuk meningkatkan ketrampilan dan skilnya dalam membuat kreasi aksesoris dari manik manik, Monica kemudian sering melihat pameran dan berburu pengetahuan melaui multy ply, sebuah komunitas yang berisi para pengrajin aksesoris. Hingga pada suatu saat Monica mendatangi pameran Internasional Jewellery Fair IJF di Surabaya dimana sejumlah peserta pameran merupakan temannya di grop multy ply. “ Dari sana saya mendapat tawaran untuk ikut pameran di Jakarta. Dari sejumlah pameran saya mendapat ilmu baru terkait bagaimana menjelaskan kepada pelanggan kelebihan dari aksesoris yang kita buat. Kita juga mendapat informasi aksesoris apa yang sedang trend dan model terbaru yang lagi laku,” katanya.
Dengan mempekerjakan 2 pengrajin di showroomnya, Monica bisa meraup belasan juta rupiah dari kerajinan pembuatan aksesoris berbahan batu alam. Pembelinya bahkan berasal dari Jepang dan Singapura selain dari sejumlah kota besar di Indonesia. Kunci dari pembuatan aksesoris berbahan batu alam menurutnya adalah ketelitian dalam membuat desain dan memperhatikan detail dari aksesoris yang dibuat. “ Dan yang pasti ekslusif dari produk, karena disini paling dibuat hanya 4 buah. Kita jadi lebih banyak mengeksplor karya baru. Kita pernah membuat aksesoris berbahan mangkok gambar ayam jago, dan laku karena keunikannya. Karya tersebut bahkan masuk nominasi EKRAF di jakarta,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP)