Hai SobatKom, kalian tau nggak sih preeklampsia itu bukan sekadar keluhan ringan kayak pusing atau bengkak biasa saat hamil. Ini kondisi serius yang bisa jadi ancaman nyawa buat ibu dan bayi kalau nggak ditangani dengan tepat.
Menurut data dari Dinkes Kab. Magetan, dari 10 kasus kematian ibu hamil di tahun 2024, 6 di antaranya karena preeklampsia/eklampsia. Angka ini jadi pengingat penting bahwa kita semua harus lebih waspada dan peduli. Yuk kenali lebih dalam…
Apa sih preeklampsia itu?
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi setelah usia kehamilan 20 minggu, yang disertai protein dalam urin. Bisa muncul tiba-tiba dan bikin komplikasi berat kayak kejang, kerusakan organ, hingga kematian ibu/bayi.
Gejala preeklampsia yang perlu diwaspadai antara lain tekanan darah tinggi, pembengkakan di wajah, tangan, dan kaki, sakit kepala hebat, pandangan kabur atau melihat kilatan cahaya, nyeri di perut bagian atas, kenaikan berat badan yang drastis, serta frekuensi buang air kecil yang menurun.
Orang yang berisiko mengalami preeklampsia biasanya adalah ibu yang menjalani kehamilan pertama, berusia di bawah 20 atau di atas 35 tahun, mengandung bayi kembar, memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, atau obesitas, serta memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami preeklampsia.
Menyikapi resiko preklamsia Pemkab Magetan melalui Dinas Kesehatan lakukan beberapa upaya untuk mengurangi kasus dan resiko preklamsia di Magetan, seperti dengan meningkatkan deteksi dini PreEklampsia, melalui pemeriksaan antenatal (kehamilan) secara rutin, baik di Puskesmas/Klinik/RS/PMB. Jika preeklampsia terdeteksi, dokter akan menyesuaikan penanganan tergantung pada usia kehamilan dan tingkat keparahan kondisi. Dalam beberapa kasus, persalinan lebih awal mungkin diperlukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Dinkes juga berupaya untuk meningkatkan peran keluarga dan m asyarakat melalui penguatan KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi ) kepada masyarakat. Kesadaran akan preeklampsia tidak hanya penting bagi ibu hamil, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat. Dukungan keluarga dalam memperhatikan gejala, mengantar ke pemeriksaan rutin, dan membantu ibu hamil mengelola stres serta gaya hidup sehat, sangat berperan dalam pencegahan.
Usaha selanjutnya adalah melalui pendampingan ibu hamil oleh Kader Mayangsarii dan Jekmil (Ojek ibu hamil). Kehadiran Kader sebagai pendamping ibu hamil memegang peranan penting dalam hal memastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, mengantar ibu hamil periksa ke fasyankes, serta pendampingan rujukan ibu hamil ke Rumah Sakit.
Dan yang terakhir Dinkes juga bekerja sama dengan civitas akademika melalui Program Geliat Unair : pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa prodi kebidanan Polkesbaya kampus Magetan. Program ini diprakarsai oleh FKM – Unair dengan dukungan Dinkes pada tahun 2024 – 2025 ini sukses mengantar ibu hamil di wilayah Puskesmas Candirejo, sehingga tidak ada kematian ibu di Kecamatan Magetan.
Yuk, mari semua jadi bagian dari penyelamat dua generasi!
Di Hari Preeklampsia Sedunia ini jadi momen pas buat lebih aware. Jangan anggap remeh keluhan saat hamil. Edukasi diri, dukung ibu hamil di sekitar kita, dan pastikan mereka dapet perawatan yang layak.(Diskominfo/fa2)
📌 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan
#HariPreeklampsiaSedunia #KehamilanSehat #WaspadaPreeklampsia #KehamilanSehat #CegahKomplikasi