Ada yang NETES dari Plaosan, Pengusaha Telur Peduli Stunting

Ada yang NETES dari Plaosan, Pengusaha Telur Peduli Stunting

Ada yang unik di Rembuk Stunting Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Dalam kegiatan ini tidak hanya TPPS Kabupaten ( Asisten Perekonomian dan Pembangunan , Dinkes, Bappeda, DPPKB PPPA) , TPPS Kecamatan  ( Camat, Polsek, Koramil, Pemerintah Kecamatan , Balai KB , puskesmas, PKK , Kader), atau dari unsur pemerintahan saja yang hadir, melainkan pengusaha telur se Kecamatan Plaosan juga turut berperan dalam rembug stunting yang digelar diGedung Serbaguna Desa Buluharjo.(31/1/24)

Melibatkan unsur dari masyarakat, yaitu pengusaha telur dalam  kegiatan ini kemudian  dibahas evaluasi dan keberlangsungan Program Inovasi Kecamatan Plaosan yakni NETES ( Niat Insun Tuntas Stunting) yakni pemberian telur 1 butir 1 hari untuk balita stunting ,yang diberikan selama 90 hari. Telur yang di salurkan merupkan pemberian suka rela dari seluruh pengusaha telur di Kecamatan Plaosan.

Dan hasil dari evaluasi kegiatan inovasi ini dari total 121 balita stunting di Kecamatan Plaosan kemudian diperoleh hasil 73 balita Stunting, 4 Balita beresiko Tinggi stunting dan 44 resiko rendah. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan kegiatan NETES selama 90 hari, hingga didapat  efektifitas kegiatan NETES ini untuk yang resiko rendah sebesar 97,7% , Reisiko Tinggi 12,5 dan stunting 36,9%.

Dikesempatan ini, Camat Plaosan, Dian Maheru menyatakan” Berawal dari hasil mengikuti kegiatan dr. Metha, dari Surabaya mendapatkan ilmu tentang bahaya stunting yang bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan otak,  sehingga akibat hal tersebut mengakibatkan anak menjadi tidak pintar, hal ini lah yang kemudian mendorong semangat untuk agar  bagaimana anak-anak di Magetan tidak kena stunting, “ ungkap Dian, Dian kemudian menambahkan akan satu lokasi lagi yaitu di Desa Sendang Agung, yang akan menjalankan program serupa. 

Dikesempatan yang sama Winarto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan menyatakan, “ Stunting, berkorelasi dengan banyak hal, termasuk dengan tata kelola sampah, diawali dari pemerintah desa semua untuk saling bersatu padu mengelola sampah,  sehingga naka-anak tidak terganggu pertumbuhan  dengan bakteri dan sumber penyakit dari sampah, mari berjuang bersama-sama untuk anak-anak Magetan agar terbebas dari stunting”. pungkas Winarto.(Diskominfo / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *