Kenaikan Harga Pangan Jadi Sorotan Rakor Inflasi Nasional

Rapat Koordinasi Inflasi Nasional yang digelar pada 23 September 2025 menyoroti dinamika harga pangan strategis di berbagai daerah. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Aduninggar Widyasanti, dalam rakor menyampaikan bahwa pada minggu ke-3 September 2025, terdapat 15 provinsi mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), sementara 22 provinsi turun dan 1 provinsi stabil.

Komoditas utama yang mendorong kenaikan IPH adalah daging ayam ras dan cabai merah. Secara nasional, harga cabai merah naik 15,82% dibanding Agustus 2025, sedangkan harga daging ayam ras naik 4,13%, namun masih berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP). Untuk telur ayam ras, harganya naik tipis 0,21% namun sudah berada di atas HAP.

Harga minyak goreng juga menjadi sorotan, di mana harga tertinggi tercatat di Kabupaten Pegunungan Bintang Rp 50.000/liter, disusul Puncak Jaya Rp 45.000, dan Yohukimo Rp 40.000.

Selain itu, produksi jagung pipilan kering kadar air 14% diperkirakan mencapai 1,46 juta ton pada September, meningkat 7,46% dibanding Juli 2024. Namun, potensi produksi jagung pada periode Agustus–Oktober 2025 diprediksi justru turun 20,87% dibanding periode sama 2024, sehingga perlu diantisipasi dampaknya pada harga pakan ternak dan biaya peternakan.

Kantor Staf Presiden melalui Edi Priyono menegaskan bahwa beberapa komoditas strategis masih berstatus tidak aman, khususnya beras medium zona 3, minyak goreng rakyat “Minyak Kita”, serta jagung untuk peternak.(Diskominfo:okt / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *