Tim Juri laksanakan visitasi 10 besar lomba perpusdes tingkat Kabupaten Magetan tahun 2025

Magetan Sebagai upaya meningkatkan kualitas Perpustakaan Desa (Perpusdes) yang berbasis inklusi sosial, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Magetan melakukan kegiatan visitasi ke 10 besar perpusdes yang masuk 10 besar lomba Perpustakaan Desa (Perpusdes) tingkat Kabupaten Magetan tahun 2025. Ke 10 Perpusdes tersebut yang meliputi 1. Moco Iso (Jeruk/Kartoharjo) 2. Logender (Mrahu/Kartoharjo) 3. Ngudi Kaweruh (Botok/Karas) 4. Sekartaji (Taji/Karas) 5.Loka Aksara (Bogorejo/ Barat) 6. Ngudi Kaweruh (Bandar /Sukomoro) 7. Kenonowangi (Kenongomulyo/Nguntoronadi) 8. Pelangi (Sukowinangun/Magetan) 9. Insan Cendikia (Joketro/Parang) 10. Agung Ilmu (Ringinagung/Magetan), Rabu (21/5/2025).

Rombongan tim juri dibagi 2 Tim yaitu Tim 1 dan Tim 2. Tim visitasi ini beranggotakan tim Juri dari Dinas Arpus Kabupaten Magetan dan Dinas perpustakaan Provinsi Jawa Timur.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Magetan Suhardi melalui Wiwik Wulandari Pustakawan Dinas Arpus mengatakan “Tujuan kegiatan visitasi kali ini adalah untuk melihat secara langsung keberadaan Perpusdes di tiap desa dan kelurahan. Selain itu kita berharap dengan adanya perpusdes ini akan meningkatkan dampak positif kepada masyarakat. Baik itu dampak ekonomi, kesejahteraan maupun

sosial kepada masyarakat. Jadi perpustakaan bukan hanya tempat untuk mengumpulkan koleksi buku tapi juga merupakan pusat pengembangan diri masyarakat. Ada 8 dimensi yang kita nilai untuk pengembangan dan penyelanggaraan perpustakaan. Dengan adanya buku yang ada kita harapkan akan tumbuh inovasi baru ,misal disini ada potensi wisata maka akan tumbuh lapak yang menjual hasil souvenir dan UMKM setempat dari hasil peningkatan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh dari perpustakaan desa yang ada.” ujarnya.

Sri Rahayu tim juri dari Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur menuturkan “Ada 8 dimensi yang dinilai yaitu dimensi koleksi, sarana prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggara, pengelola, inovasi dan dampak kepada masyarakat. Secara umum perpustakaan desa yang kita kunjungi hari ini Moco iso desa Jejeruk dan Logender desa Mrahu sudah menerapkan perpustakaan berbasis inklusi sosial dan sudah ada inovasi berkat adanya perpustakaan tapi ada hal yang perlu ditingkatkan antara lain pencatatan administrasi agar lebih ditingkatkan.” pungkasnya.

Sementara itu Riyin Nur Asiyah penangungjawab perpustakaan Moco Iso desa Jeruk menuturkan ” Perpustakaan desa Moco ini memiliki jadwal dan agenda rutin kegiatan. Mulai anak ana PAUD, TK, SD/Madrasah Diniah dan TPA sering melakukan kegiatan disini. Selain itu ada sebagian kegiatan kemasyarakatan kita poskan di perpustakaan agar perpustakaan bisa tetap lestari karena adanya kegiatan tersebut.” ujar Riyin.(Diskominfo / kontrib.bst / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *