Kreatif, Mantan Dirtek PDAM Lawu Tirta Manfaatkan Limbah Plastik Kaleng Cat untuk Lampu Gantung yang Indah.
Tangan Seno (81) warga KPR Asabri 1 RW 5 RT 4 No 48 Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan telihat gesit mengukur jarak titik diatas permukaan kaleng bekas cat untuk dibuat pola. Diusianya yang mulai senja, pensiunan Dirtek PDAM Lawu Tirta Magetan tersebut masih teliti memotong bagian kaleng bekas wadah cat untuk dibentuk menjadi ornamen penghias lampu gantung buatannya. “ Saya menekuni ini sejak tahun 2008, setelah pensiun,” ujarnya ditemui dikediamannya Rabu (10/7/2024).
Sejumlah kaleng bekas cat ukuran satu kilo dan 5 kilo yang telag terbentuk pola terlihat bertumpuk dengan pipa paralon bekas yang didapat dari penjual barang bekas di teras rumahnya yang sederhana. Barang barang bekas tersebut merupakan ornament yang nantinya akan disusun sehingga menghasilkan lampu gantung yang indah. “ Butuh beberapa kali percobaan sebelum menjadi bentuk lampu gantung seperti ini. Waktu itu saya harus membuat desain sendiri karena sebelumnya belum pernah melihat bentuk lampu gantung dari kaleng bekas seperti apa,” imbuh Seno.
Pada awalnya untuk membentuk bagian utama lampu gantung Seno mengaku kesulitan karena bagian utama lampu gantung berbentuk cembung keliling. Dia mengaku pernah merebus kaleng bekas cat untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dia juga pernah membalik bagian dalam kaleng cat agar terbentuk sesuai keinginanya. “ Tapi ya susah, bisa dibanyangin kaleng bagian dalam ditarik untuk menjadi bagian luar. Tapi saya bisa. Saya juga pernah merebus agar bisa lentur membentuk bulat cembung, tapi ketahanannya tidak bagus,” terangnya.
Dari beberapa kali ujicoba Seno akhirnya bisa mengatasi kesulitannya dengan membuat alat pres sederhana yang membuat kaleng bekas cat 5 kilo menjadi berbentuk cembung. Seluruh peralatan yang digunakannya adalah peralatan sederhana buatannya sendiri. Alat pres juga hanya terdiri dari batu cor dan sejumlah lembaran plastik bekas serta besi pengunci yang juga dari barang bekas. “ Kalau pakai press ini cepat, hanya 5 menit sudah bisa membentuk bagian cembung lampu gantung,” ucapnya.
Peralatan lainnya seperti pembuatan pola juga dibuat sendiri oleh Seno. Tutup kaleng cat 25 kilo dijadikan alas untuk menentukan titik bagi, sementara potongan plastic kaleng cat 5 kilo dijadikan alat penggaris dan pembuat garis mal. “ Semua dibuat sendiri, bagaimana agar untuk membuat pola dan ukuran membuat motifnya bisa lebih mudah. Semua peralatan sederhana,” katanya.
Banyak dipesan masjid.
Satu hari Seno mengaku bisa membuat 1 buah lampu gantung dari 1 kaleng cat bekas ukuran 5 kilo dan kaleng bekas cat ukuran 1 kilo. Dia juga membutuhkan 50 cm pipa air plastic serta 1 buah pitingan tempat bola lampu. “ Jadi semua bagian kaleng bekas cat itu dipakai, dari kalengnya, tutup dan seal penutup kaleng. Sama pipa bekas semua kita dapatkan dari warga atau dari tempat barnag rongsokan. Modalnya nggak sampai Rp 10.000,” ujarnya.
Ada 2 ukuran lampu gantung dari bekas kaleng cat yang dia buat, yaitu kaleng cat 5 kilo dan kaleng cat 25 kilogram. Untuk satu buah lampu gantung dari kaleng bekas cat buatannya Seno menjual seharga Rp 250.000 untuk ukuran besar dan Rp 150.000 untuk ukuran kecil. “ Kalau focus satu hari bisa buat satu buah yang kecil, kalau yang ukuran besar kaleng bekas cat 25 kilo itu bisa 2 hari jadi,” terangnya.
Selama ini lampu gantung buatannya telah dipesan oleh sejumlah warga se eks karesidenan Madiun. Pemesan masih sebatas oleh rekanan kerjanya dahulu saat di PDAM Lawu Tirta serta orang yang kenal dengan dirinya atau orang yang kenal dari sekitar lingkungan tempat tinggalnya. “ Semua yang pesan karena kenal saya, karena saya nggak promosi. Saya tidak tahu medsos,” katanya.
Selain dipesan oleh perseorangan, Seno mengkau sempat mendapat pesanan dari salah masjid di Ngawi yang menghias leingkungannya dengan lampu gantung dari bekas laeng cat buatannya. Dia menerima k 30 lampu gantung untuk dipasang di masjid. Dia mengaku membuat sendiri seluruh pesanan yang dia terima. “ Buatnya harus telaten, hasilnya juga kecil jadi saya buat sendiri semua pesanan. Saya juga pasang sendiri semua pesanan dari Masjid di Ngawi. Saya panjat sendiri untuk masangnya,” ujarnya sambil tertawa.
Keinginan berbagi ketrampilan.Seno mengaku ingin membagikan ketrampilan yang dia miliki dalam pembuatan lampu gantung dari bekal kaleng cat kepada generasi muda yang ingi belajar. Sayangnya keinginan tersebut belum tersampaikan karena tidak ada yang bertanya dan ingin belajar pembuatan lampu gantung buatannya. “ Kalau dulu jaman saya sekolah itu ada namanya prakarya, kita diminta untuk mebuat kerajinan. Saya pengen ada pemuda yang mau belajar untuk pembuatannya. Tapi sejauh ini belum ada yang minat,” ujarnya.
Selain membuat lampu gantung dari kaleng bekas cat, Seno juga membuat kipas dari tutup kaleng yang rusak dan tidak bisa digunakan menjadi bagian dari kap lampu gantung buatannya. Dia mengaku sebisa mungin plastic dari bagian kaleng bekas cat tidak terbuang agar tidak mencemari lingkungan.” Daripada dibuang plastic bekas tutup kaleng itu saya manfaatkan untuk kipas. Sebisa mungkin tidak ada plastic yang idbuang agar tidak terjadi pencemaran karena plastic kan susah diurai,” katanya.
Kegiatan pembuatan lampu gantung menurut Seno adalah kegiatan yang membuktikan bahwa setelah pensiun menjadi Dirtek PDAM Lawu Tirta dia masih bisa berkarya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Diusianya yang semakin senja dia mengaku masih ingin terus berkarya dan berguna untuk orang lain. “ Pinginnya teta berguna untuk orang lain meski melalui kegiatan pembuatan kerajinan lampu gantung dari barang bekas. Ini kan juga upaya untuk mengurangi limbah plastic yang bisa kita gunakan. Satu lampu bisa bertahan sampai 15 tahun loh,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)