Khozinul, Pengrajin dan Pelukis Busur, Panah Yang Jadi Langganan Pemanah dari Malaysia.
Ade Khozinul Asror, terlihat serius menjaga guratan tinta warna emas tetap lurus pada pola ornamen geometris pada kulit sapi, yang membalut bagian lengan dalam busur panah berwarna kehijauan, di ruang kerjanya yang tak begitu luas. Rumitnya motif ornament pada bagian busur panah tersebut membuat pemilik Khozin Art di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, sesekali terlihat menghela nafas, sambil menghentikan guratan lukisan pada lengan busur, memastikan tidak ada cat yang melebar dari garis pola. “ Yang sulit itu butuh telaten untuk mengerjakan detail gambar. Ada beberapa permintaan seperti busur museum yang memiliki tingkat kerumitan yang sangat tinggi. Untuk pengerjakan bisa memakan waktu seminggu,” ujarnya ditemui di bengkel miliknya Rabu (27/3/2024).
Kepiawaian melukis di busur panah yang dimiliki Khozinul, terasah saat mondok di Pesantrean Al Fatah Temboro beberapa waktu lalu. Kegemaran melukis sejak SD dan kemudian melanjutkan pendidikan di lingkungan pondok Temboro, yang memiliki kegiatan memanah membuat dia melirik kegiatan seni melukis busur panah yang jarang digeluti oleh orang lain. “ Kalau melukis sejak dari SD, tetapi seorang pelukis belum tentu bisa menghias busur panah, karena memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan detail dari gambar di hiasan busur panah,” imbuhnya.
Kepiawaiannya melukis pada busur panah saat ini, bahkan diakui oleh pengemar olahraga panahan dari negeri jiran Malaysia. Mayortitas busur panah yang dia kerjakan saat ini merupakan busur panah milik atlit panahan dari Malaysia. “Pesanan ini lebih banyak pesanan melukis daripada membuat busur panah, karena sebagaian langganan (pengguna jasa Khozinul, pembuat busur panah dari Medan Sumatra Utara) yang mengirim kesini ( Bogoarum ) busur polosnya, setelah dilukis baru kemudian mereka kirim ke pemesannya yang kebanyakan dari Negara Malaysia. Mayoritas busur yang dilukis permintaan atlit Malaysia ini lukisannya memang cukup rumit, karena dari lukisan di busur ini bisa menggambarkan personal mereka,” jelasnya.
Dari berhasil melukis di busur panah, pria yang lebih dikenal dengan nama karya Khozin art tersebut mulai belajar memahami pembuatan busur panah secara detail. Dibutuhkan “feel” terhadap titik keseimbangan dalam membuat busur panah. “ Sulitnya pertama dulu bagaimana mendapat feel untuk menentukan titik keseimbangan dari seluruh bagian busur panah karena butuh simetris diantara 2 sisi bahan fiber yang digunakan untuk busur. Keseimbangan yang sempurna ini akan mempengaruhi presisi dan kelajuan anak panah, sehingga mendapatkan akurasi anak panah mencapai target sasaran ” jelasnya.
Dalam satu bulan, Khozin art bisa mengerjakan lebih dari 10 busur panah pesanan serta sejumlah permintaan lukisan busur panah. Untuk satu busur panah hasil karya Khozin art yang berbahan dasar fiber yang dibalut dengan kulit kerbau berkualitas tinggi dijual antara Rp 1,3 juta hingga Rp 2,3 juta dan jika dilengkapi dengan hybrid plus lukisan, harga satu busur panah bisa mencapai Rp 3,5 juta. “ Kalau untuk biaya melukis saja sementara busurnya dari si pemilik itu harganya antara Rp 550.000, namun jika lukisannya rumit dengan detail yang tinggi harga berbeda antara Rp 750.000 hingga Rp 850.000. Ada permintaan lukisan yang rumit dari Malaysia, pengerjaanya sampai 1 minggu karena butuh finishing detailnya yang rumit. Warga Malaysia memang memperhatikan detail yang rumit dari sebuah busur panah,” katanya.
Untuk menjaga kualitas pengerjaan pesanan busur panah dan lukisan busur panah. Khozin mengajak sejumlah pemuda Desa Bogoarum untuk ikut membantu mengerjakan pesanan. Mereka ditugasi untuk melakukan finishing pemesanan busur, sementara untuk menjaga presisi dan keseimbangan busur panah masih dikerjakan sendiri oleh Khozin. “ Saya lebih konsentrasi untuk melukis karena tidak semua pembuat busur panah bisa mengerjakan lukisan. Sekarang ada beberapa pemuda yang saya ajak untuk finishing busur panah. Perbedaan busur panah dari Magetan, kita mempunyai ahli penyamak kulit kerbau dari jaman dahulu sehingga busur panah dari Magetan dibalut dengan kulit kerbau yang memiliki kualitas tinggi yang jarang ada di kota lain. Pengrajin busur panah dari kota lain seperti Solo dan Medan itu nyari kulitnya justru disini,” pungkas Khozin.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)