Eco Bamboo Park Magetan, Akan Menjadi Kebun Raya Bambu Pertama Di Indonesia

Eco Bamboo Park Magetan, Akan Menjadi Kebun Raya Bambu Pertama Di Indonesia

Bambu merupakan jenis tanaman dari keluarga atau famili rumput. Bambu mirip seperti tanaman kelapa, dimana dari ujung hingga pangkalnya dapat dimanfaatkan. Bambu menawarkan potensi besar secara ekonomis dan ekologis. Maka pada hari ini, Senin (5/2) dilaksanakan penanaman bambu bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pj Bupati Magetan, Forkopimda, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakana Lingkungan, Wakil Kepala Divisi penunjang Operasi SKK Migas, Kepala OPD terkait, Camat Se Magetan, Ketua Yayasan Bambu Indonesia dan pecinta alam yang terletak di Kel. Tinap, Kec. Sukomoro kab. Magetan.

Seperti dijelaskan Pj Bupati Magetan Ir. Hergunadi, MT, saat ini ruang terbuka hijau Kabupaten Magetan baru mencapai 12,5% dari besaran 30% yang ditetapkan. “Capaian ruang terbuka hijau di Kabupaten Magetan masih sangat kurang. Oleh sebab itu kebun raya bambu merupakan salah satu upaya pemenuhan ruang terbuka hijau yang diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem dan juga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Magetan baik kualitas lahan, kualitas air dan kualitas udaranya,” ungkapnya. Pada hari ini bersama dengan Kemeterian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia dan SKK Migas sebagai salah satu pendukung dalam pembangunan kebun raya bambu ini, akan menanam sekitar 2.500 rumpun bambu dengan 23 jenis bambu seluas 2,9 HA.

Ditempat yang sama Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, S.E., M.Sc., Ph.D, mengatakan, “Kita melaksanakan kegiatan penanaman bambu di lokasi dengan luas kawasan ±18,5 ha dan direncanakan menjadi Kebun Raya Bambu dengan koleksi sebanyak 103 jenis bambu, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Ide membuat Kebun Raya Bambu merupakan ide yang sangat brilian, karena ini akan menjadi kebun raya bambu pertama di Indonesia,” jelas Wamen LH. Gerakan Menanam Pohon menjadi salah satu langkah efektif menghadapi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati,” ungkap Alue Dohong.(Diskominfo:wan / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *