Geliat UMKM Parang di Bazar Parade Surya Senja

Geliat UMKM Parang di Bazar Parade Surya Senja

Melintas di bazar UMKM Parade Sury Senja , melihat dipojoknya ada roti yang terlihat begitu gemoy, Roti Boy namanya,  produk nominasi ITS lomba MEA kategori produk unggulan terbaik Milenial Enterpreneur  Award tahun 2022, ini hadir di Bazar UMKM Parade Surya Senja, Roti ini merupakan produk andalan atau maskot dari tata boga SMA 1 Parang.

Hingga sampai saat ini roti ini, kemudian dikembangkan,  ke jenis roti  yang lain seperti pie, roll, strudeell dan roti kering lainnya, “Kegiatan tataboga ini dimaksud selain untuk  melatih siswa didalam pembuatan kue, juga untuk melatih kemandirian siswa, memproduksi sekaligus bisa memasarkan melalui event-event” , ungkap Bu Eka trainer tata boga di  SMAN yang mulai 2018 sudah menyelenggarakan program doubletrack bekerjasama dengan Institut Tehnologi 10 Nopember ( ITS ) ini. Alun-alun Timur, (17/7/23)

Selain roti, di bazar UMKM Parade Surya Senja Edisi Kecamatan Parang kali ini ada pula, kerajinan anyaman berupa tas belanja , tas tangan,  tempat tissue, tempat gelas, tikar dari desa Ngunut Parang, ada pula aneka olahan  makanan hadir di bazar UKM yang diselenggarakan di Alun-alun Timur ini. Menambah kesegaran tersedia tape Joketro. Batik Parang Selo, batik khas dari Desa Pragak Parang, produk fashion satu ini juga hadir menambah semarak pelaksanaan Parade Surya Senja kali ini.

Kopi Liberika juga bisa kita temui disini, bagi penikmat kopi, alternatif kopi selain arabica dan robusta, kopi liberika dari bumdes desa Bina Sejahtera Desa Trosono layak untuk kemudian dicoba, ” Keunggulan liberika rasanya ada wangi yang khas , kalau untuk robusta rasa asam  kopi asli khas gunung blego, kopi robusta ini sudah diuji organoletik, di trenggalek dan mendapat rasa yang paling enak” ungkap Siti, dari bagian produksi Blego Premium Coffe. “Untuk penjualan online sampai Papua , Kalimantan dan Riau, untuk pasar luar negeri,  sampai kirim 7 kwintal kopi robusta ke Taiwan, ” tambah Siti. Sedang untuk liberika karena jumlahnya masih terbatas masih dipasarkan disekitaran kabupaten tetangga.” pungkas Siti.(Diskominfo / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *