Awal Musim Kemarau, Perajin Genteng Tanjung Spreh Ketiban Berkah
Kemarau tak selalu membuat resah, antara lain kesulitan untuk mendapat air. Bagi warga pemilik usaha produksi genteng berbahan dari tanah liat, dimusim kemarau justru merasa senang, karena tuai berkah. Salah satunya perajin genteng di Desa Tanjung Spreh, Kecamatan Maospati.
Saat awal kemarau 2023 ini para perajin genteng di Desa Tanjung Spreh ini tersenyum lebar, pasalnya produksi genteng permintaan mengalami peningkatan, karena genteng mudah kering saat di jemur atau di keringkan
Selain itu juga harga genteng naik, semula atau saat musim hujan hanya dapat terjual sekitar 1000 rupiah, saat musim kemarau ini naik menjadi 1.400 rupiah per bijinya
Naiknya harga ini disebabkan karena permintaan pemesanan genteng saat musim kemarau ini meningkat, sedang persediaanya sedikit. Menurut Sadiran, salah satu perajin genteng, saat ini genteng miliknya ramai pesanan
“ Alkhamdulilah di awal kemarau ini pesanan genteng naik tiga kali lipat dibanding musim penghujan.” ungkap Sadiran saat ditemui di sentra pembuatan genteng miliknya, Kamis, (11/5/2023)
Untuk pemesan selain dari magetan juga datang dari kabupaten lain, seperti Madiun,Ngawi, Ponorogo, Bojonegoro,Malang dan kota lainya
“ Pesanan datang dari berbagai daerah Madiun, Ngawi, Bojonegoro,Malang dan Kota lainya termasuk wilayah Magetan sendiri “ ucap Sadiran.
Sadiran menjelaskan,dalam sehari mampu memproduksi 200 genteng siap untuk di jual.Disaat musim hujan hanya memproduksi 100 hingga 150 genteng, karena lama dalam proses pengeringan
“Saat kemarau seperti ini dapat memproduksi 200 genteng, beda pada saat musim penghujan hanya 100 hingga 150 genteng” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.sat / fa2 / IKP1)