Mengenal Batik Hoek, Batik Burung Hantu Dari Desa Purworejo

Mengenal Batik Hoek, Batik Burung Hantu Dari Desa Purworejo.

MAGETAN – Desa Purworejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan memiliki batik khas yang diberi nama batik hoek yang dibudidayakan sejat tahun 2018 lalu. Kepala Desa Purworejo Hari Agung Cahyoko mengatakan, motif batik hoek berupa burung hantu, rubuha atau rumah burung hantu dan bunga matahari merupakan gambaran keseharian kearifan local masyarakat desa setempat yang diabadikan kedalam motif batik. “Burung hantu itu merupakan kearifanlokal masyarakt petnai dimana mereka memanfaatkan burung hantu untuk mengatasi hama tikus, jadi petani disini menggunakan predator alami untuk mengatasi hama tikus dan ini menjadi kearifan local petani disini,” ujarnya.

Berkat kearifan local dengan memanfaatakan burung hantu sebagai pengendali hama tikus, petani di Desa Purworejo bisa panen padi dengan melimpah. Menurut Hari Agung Cahyoko selain burung hantu sebagai mascot batik hoek,  pengrajin juga memperkaya motif batik dengan rumah buurng hantu dan bunga matahari. Bunga matahari juga merupakan kearifan local dalam mengatasi hamatanaman padi seperti wereng dan hewan pengrusak tanaman padi lainnya. “ Bunga matahari disini jug berfungsi melindungi tanaman dari hama seperti wereng dan lain sebagainya. Kearifan local msayarakat petani seperti itu kita abadikan ke dalam motif batik,” imbuhnya.

Meski demikian, pandemi covid 19 sempat membuat keberadaan batik hoek mengalami mati suri karena sejumlah pengrajin terpapar covid 19. Di awal tahun 2022 pengrajin batik hoek kembali menggeluti usaha batik ditengah mulai melandainya kasus covid 19. Pemrintah desa kemudian melakukan pembinaan kepada lebih dari 20 warga desa untuk kembali mengembangkan batik hoek.

Batik hoek yang dijual kisaran Rp 150.000 perlembar tersebut saat ini mulai diminati masyarakat karena motifnya yang unik. Sejumlah lembaga desa, sejumlah sekolah telah menggunakan batik hoek sebagai seragam yang mereka kenakan. Bahkan sejumlah penghobya koleksi batik dari Kota Jakarata, Surabaya , Blitar dan sejumlah kota lainnya mulai memesan batik hoek melalui media social. “ Pemesanan baik instansi peemrintah maupun sekolah sudah ada yang mengenakan batik hoek, bahkanpemesanan ada yang dari jakarat dan kota besar lainnya. Pemasaran kita selain melalui ikut pameran kita juga memanfaatkan media social. Harapannya kedepan semakin banyak penghoby batik yangakan mengoleksi batik hoek khas Desa Purworejo,” pungkas Hari Agung Cahyoko.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *