Ikut Andil dalam Perhelatan G20, Produk Asal Magetan Diminati Turis Mancanegara
Ikut menjadi bagian dari puncak perhelatan KTT G20 di Bali, produk aksesoris asal Kabupaten Magetan berhasil menarik perhatian pengunjung dari luar negeri. Produk aksesoris yang diproduksi secara handmade ini harus melaui jalan yang panjang untuk bisa membawa nama Magetan ke kancah Nasioanl, bahkan Internasional.
Alfi Nurrahmawati (32), si empunya produk aksesoris bernama Vee Craft asal Desa Sambirambe, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini mengatakan keberhasilannya mengenalkan produk ke kancah Nasional bahkan Internasional melalui puncak perhelatan G20 ini bukan merupakan hal yang instan. Vee Craft harus melalui tahapan kurasi dan menyingkirkan ribuan pesaing sampai akhirnya lolos ke dalam 340 UMKM pilihan Kemenparekraf.
“Awalnya saya itu dikurasi lewat Instagram dan Shopee. Jadi, Kemenparekraf melalui program Planogramnya mengkhususkan untuk UMKM-UMKM yang aktif di online. Dari ribuan itu kita dikurasi sampai lolos 340 UMKM, salah satunya saya. Ternyata dari 340 itu saya satu-satunya dari Magetan,” cerita Alfi pada Diskominfo Magetan saat perjalanannya kembali ke Magetan, pada Rabu (16/11).
Lebih lanjut Alfi menceritakan, 340 produk UMKM yang berasal dari seluruh Indonesia itu kemudian didisplay di Planogram milik Kemenparekraf sejak bulan Agustus lalu. Baru pada bulan September ada kesempatan untuk UMKM lokal Bali melakukan aktivasi atau pameran langsung di boot Planogram. Hal ini disusul dengan penawaran pameran untuk 45 produk UMKM terpilih lainnya.
“Setelah November itu ditanyakan lagi ke 340 UMKM terpilih untuk ikut aktivasi. Diseleksi lagi, akhirnya sampai terseleksi 45 UMKM yang bisa ikut pameran langsung di bootnya Planogram, dan ternyata salah satunya adalah saya,” terang Alfi dengan nada gembira.
Selama bulan November ini, satu UMKM diberi waktu 2 hari untuk menjajakkan produknya di boot Planogram dan Alfi kebagian pada tanggal 13-14 November. Tak hanya menjajakkan produk, buka dari pukul 07.00 s/d 10.00 WITA di sana Alfi juga harus mendemonstrasikan pembuatan dan menerangkan keamanan serta cara perawatan aksesoris dari batu alam hasil karyanya.
“Selama di Bali Alhamdulillah kami disukai ya kak, baik lokal maupun mancanegara itu ada yang berminat. Kebanyakan lebih suka dengan bros casual, gelang yang simpel, cicin-cincin batu, yang paling laris di sana itu. Saya juga buat kalung, mas-mas dari Timur Tengah dan Korea itu minat dengan kalung-kalung batu dan untuk omset Alhamdulillah,” pungkas Ibu tiga anak itu.
Alfi mengaku kemajuan usahanya sampai dengan saat ini juga tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Magetan. “Sebelum ini memang saya sering ikut pelatihannya Dinkop, juga sering ikut pelatihannya Kominfo, DEA pelatihan digital itu saya ikut. Kemajuan usaha saya sampai saya ini ikut kurasi di Kementerian ya setelah saya ikut pelatihan-pelatihan dari dinas termasuk ya, Kominfo itu. Jadi saya mulai aktif copywriting, foto produk ya karena ikut DEA-nya Kominfo itu. Saya ikut 2022, 2021 saya juga ikut,” ujarnya.
Tak ingin mencapai sukses seorang diri, di akhir sesi wawancara Alfi menitipkan pesan kepada para pelaku UMKM di Magetan untuk tidak menyerah menuju jalan kesuksesan. “Jangan putus asa, bisa jadi kita itu di lokal tidak terlalu dikenal dan diperhatikan, tapi kalau kita terus berjuang pasti akan ada hasilnya. Jadi, terus berusaha dan jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan,” pungkasnya.(Diskominfo: nin / fa2 / IKP1)