Cerita Suginem, Pedagang Tertua di Pasar Sayur Magetan Soal Jual Gula dengan Bungkus Daun dan Wabah Kutu.
Suginem (84) adalah seorang pedagang empon-empon di Pasar Sayur Kabupaten Magetan yang tercatat sebagai pedagang tertua. Dia mengaku sudah berdagang empon-empon sejak tahun 1945, saat usianya 7 tahun.
Saat itu dia membantu ibunya yang berjualan empon-empon di Pasar Baru Magetan. Suginem mengaku mengalami sulitnya berdagang di masa awal kemerdekaan dengan berjualan empon-empon seadanya dan berjualan gula yang dibungkus dengan daun jati.
“Kalau bantu ibu sejak kecil, dagang pertama itu jualan empon-empon sedikit, cabai sekilo, jual gula masih dibungkus pakai daun jati. Daunya dibuat contong,” ujarnya.
Pada jaman penjajahan Jepang Suginem mengaku masyarakat mengalami wabah kutu yang hebat. Saking hebatnya wabah kutu, lipatan dinding rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu penuh kutu. Ganasnya wabah kutu bahkan membuat pakaian yang dikenakan saat tidur penuh dengan kutu pada pagi harinya.
Untuk membunuh kutu-kutu tersebut baju harus direbus. “Di dinding itu penuh kutu. Jadi kita tidur pas bangun paginya baju kita penuh dengan kutu. Kain tapih itu sama baju harus direbus dulu untuk membunuh kumannya,” imbuhnya.
Suginem mengaku mengalami masa saat penjajah Belanda melakukan agresi ke II pada tahun 1948. Dia bersama orang tuanya terpaksa mengungsi ke Desa Taji dan Desa Randu Songo untuk mencari aman.
Selama 2 tahun dia membantu orang tuanya berjualan soto keliling di pengungsian. Pada saat itu Belanda melarang warga menyantap makanan yang bergizi dengan melarang warga berjualan telor ayam.
“Setiap pulang itu bawa beras dan Kalau ketemu Belanda pedagang itu digeledah, dilarang membawa telur ayam,” katanya.
Suginem mengaku pindah berjualan dari Pasar Baru ke Pasar Sayur Magetan pada tahun 1975. Pada saat itu ada renovasi bangunan pasar. Suginem berjualan empon-empon yang dibeli dari warga di Pasar Sayur Magetan. “Tahun 1975 itu mulai jualan di Pasar Sayur sini, dulu di Pasar Baru. Kalau dulu subuh itu ambil empon-empon dari warga di pasar sayur luar, saya bawa ke dalam untuk dijual kepada pedagang dari Madiun, Ngawi yang ambil dagangan disini,” ucapnya.
Suginem mengaku bersyukur hingga kemerdekaan RI ke- 77 tahun dirinya masih diberi kesehatan untuk terus berjualan di pasar sayur Magetan. Di Hari Peringatan Kemerdekaan RI ke- 77 Suginem ikut mengikuti upacara bendera yang dilaksankan di area pasar Sayur Magetan. “ Kalau sekarang saya berangkat ke pasar jam setengah tujuh. Alhamdulillah masih diberi kesehatan sampai saat ini,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)