Jika di Kediri ada Kampung Inggris, di Kabupaten Magetan punya Kampung Magang. Lokasinya di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan.
Keberadaan dan eksistensi Kampung Magang ini memperkuat potensi Sidomukti dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022, yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Kami namai Kampung Magang karena ini mewadahi kelompok atau komunitas yang ingin belajar dan bermain dengan alam di lereng pegunungan,” ujar salah satu inisiator Kampung Magang, Hendrik Khomarudin, Sabtu (09/04/2022).
Ide ini bermula dari seorang anak muda dari Desa Sidomukti yang kembali pulang setelah merantau di Kota selama beberapa tahun yang kemudian melihat begitu banyak potensi desanya. Dengan lokasi di lereng Gunung Lawu, Kampung Magang menawarkan eksotisme khas pedesaan.
“Kampung Magang merupakan sebuah kampung yang mengolaborasikan seluruh potensi kekayaan lokal melalui fungsi edukasi, rekreasi dan konservasi dengan cakupan area lintas kota-desa,” kata Hendrik.
Kampung Magang menghadirkan berbagai produk layanan dengan konsep Edu-Ekowisata yang dikemas dalam bentuk: 1. Internship 2. Bootcamp 3. Green Camp 4. Live-in 5. Expedition 6. Exploration 7. Survival 8. Outing 9. Outbound 10. Research 11. Social Project 12. Community Development.
“Di kampung magang ini kami siapkan aneka kategori kelompok bermain. Mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, perguruan tinggi, keluarga, komunitas, organisasi, dan umum.”
Di sini, peserta Kampung Magang bisa menyatu dalam pelatihan bercocok tanam, pembibitan, budidaya ternak sapi, membatik Pring Sedapur khas Sidomukti, serta outbond.
Juga memancing. Diajari pula bagaimana membuat kompos serta menyemai benih. Wisata treking dan fun cooking. Ada pula family trip. Termasuk, eksplore kelinci.
Diajari pula, membuat roket dan vas bunga dari barang bekas. Untuk penginapan, juga ada homestay dengan memberdayakan rumah penduduk dan base camp di Nongkodandang Sidomukti.
“Ketika belajar dan bermain di alam bebas, anak akan dihadapkan dengan berbagai hal baru yang tidak diduga sebelumnya. Di sinilah kemampuan anak untuk mengambil keputusan dan mengukur, resiko akan dilatih,” ungkap Hendrik.(Diskominfo/kontrib.rif/fa2/IKP1)