Berpotensi Jadi Desa Devisa, Pemerintah Kecamatan Panekan Mulai Mendata Pohon Kopi Liberika

Pemerintah Kecamatan Panekan mulai melakukan pendataan pohon kopi liberica, jenis kopi yang saat ini merupakan kopi langka. Keberadaan kopi liberika di sejumlah desa di Kecamatan Panekan menjadi berkah bagi warga desa karena Gubernur Khofifah Endar Parwansa sempat mengusulkan Desa Devisa terkait keberadaan kopi Liberika. Camat Panekan Dicong Maleleh mengatakan, pihaknya saat ini mulai melakukan pendataan keberadadn kopi liberika di sejumlah desa untuk dikembagkan dan di perbaiki kualitasnya sehingga nantinya bisa diusulkan menjadi desa devisa sesuai dengan usulan Gubernur Khofifah. “Ternyata kopi nagka itu ada. Di Desa Sukowidi itu ada sekitar 120 an batang. Belum di Ngiliran, Bedagung di Tapak juga ada,” ujarnya Selasa (15/03/2022).

Dicong menambahkan, sejumlah desa di Kecamatan Panekan ratusan warga ternyata masih memelihara pohon kopi liberika. Menurut penuturan warga pohon kop liberika yang ada di kawasan Kecamatan Panekan berasal dari tanaman peninggalan jaman Belanda.” Itu memnag tanaman dari jaman Belanda dan ternyata masyarakat masih ada yang menanam,” imbuhnya.

Masyarakat di Kecamatan Panekan sebenarnya lebih suka menanam kopi jenis jenis robusta atau kopi arabika karena produktifitas kedua jenis kopi tersebut lebih banyak dibandingkan kopi liberika atau kopi nangka jenis excelsa. Kopi jenis liberika memiliki pohon yang menjulangtinggi dan memiliki biji buah atau biji kopi lebih kecil dibandingkan jenis robusta atau arabika. “ Banyak yang ditebangi karena pohonnya tinggi dan buahnya besa tapi biji kopinya kecil, jadi warga enggan menanam kopi tersebut,” ucap Dicong.

Saat ini sejumlah pemuda Karang Taruna di Desa Sukowidi mulai melakukan pengembangan bibit kopi liberika untuk ditanam kembali. “Kemarin di desa Sukowidi mengumpulkan bibit di bawah pohon itu diambilin mau ditanam lagi,” ucapnya

Sebelumnya Gubernur Khofifah Endar Parawansa melihat potensi kopi liberika saat berknjung ke Magetan. Kelangkaan pasokan kopi liberika dunia menurut Gubernur bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Magetan melalui Desa Devisa. Melalui Desa devisa para petani kopi akan mendapat pendampingan baik dari sisi desain maupun penjualan serta bantuan pembiayaan untuk pengembangan dan bantuan pemasaran produk tersebut.

Selain keberadaan kopi liberika keberadaan anyaman bamboo juga bisa menjadi usulan untuk dijadikan desa devisa. Dengan diassesemennya Desa Devisa maka akan sangat membantu penguatan dari produk kreatif potensi lokal di desa yang akan berdampak kepada kesejahteraan pelaku pengrajin anyaman bambu.(Diskominfo/kontrib.rif/fa2/IKP1)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *