Magetan – Kegembiraan terpancar dari wajah Kuat Slamet, salah satu peserta pelatihan pembuatan batik ecoprint. Bersama 50 teman disabilitas lainnya, dia mengikuti Workshop dan Pelatihan Batik Ecoprint di Joglo Kandang Ayem, Kelurahan Tawanganom, Magetan yang digelar oleh Yayasan Wira Daksa Utama Magetan bersama Kemenpora RI selama dua hari,. “Saya senang ikut pelatihan batik Ecoprint ini. Bisa kumpul sama teman-teman,” ujarnya Selasa siang (30/11/2021).
Kuat mengaku senang pelatihan membatik ecoprint karena ia mendapat ilmu baru tentang cara membatik. Membatik ecoprint dilakukan dengan cara menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik pada umumnya namun tidak melalui proses mencanting. “Saya ingin setelah ini bisa mandiri dan fokus pada batik Ecoprint. Karena sudah dapat ilmunya,” ujar Kuat.
Sementara Ketua Yayasan Wira Daksa Utama Magetan, Sri Gunarsih mengatakan, workshop dan pelatihan ini diikuti 50 penyandang disabilitas dari tuna daksa, tuna netra, tuna wicara dan intelektual nantinya bisa dikerjakan oleh para penyandang disabilitas karena proses membatik ecoprint tidak terlalu sulit. Dengan ketrampilan membatik selain membuat penyanadng disabilitas mandiri juga akan melatih keercayaan diri mereka. “Ecoprint ini bisa dikerjakan dengan mudah. Apalagi bahan utamanya banyak didapat di sekitar kita dan ramah lingkungan. Dengan memiliki kemampuan membatik merupakan modal bagi mereka agar tidak hanya meratapi, karena di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Modal pelatihan ini untuk mencetak pemuda disabilitas yang mandiri,” jelasnya.
Hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19, acara workshop dan pelatihan seperti ini tidak dapat digelar. Apalagi, kegiatan bersama disabilitas ini adalah salah satu upaya bangkit pasca diterpa pagebluk pandemi. (Diskominfo:Kontributor.rif/fa2/IKP1)